Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan utang yang diterbitkan oleh negara saat ini digunakan untuk menambal defisit yang terjadi. Dia menyebutkan utang pemerintah ini dibayarkan oleh masyarakat Indonesia melalui pajak yang disetorkan.
Suahasil mengungkapkan masyarakat Indonesia juga harus mengawasi utang-utang yang ditarik oleh pemerintah.
“Sekarang Anda harus ikut mengawasi itu jadi tanggung jawab kita semua. (Utang) dipakai untuk program keluarga harapan (PKH) subsidi bunga dan untuk bantuan padat karya,” ujar Suahasil dalam diskusi virtual, Sabtu (19/9)
Dia menyebut memang generasi sekarang masih memiliki tanggung jawab untuk membayarkan utang-utang yang dilakukan saat krisis 1998.
“Generasi sekarang ini, teman-teman semua yang masih bekerja masih punya tanggung jawab membayar utang yang dibuat oleh senior-senior kita saat krisis 1998. Ini belum selesai dan menjadi tanggung jawab sejarah,” katanya.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik Rachbini mengatakan situasi saat ini adalah utang membengkak, sedangkan pandemi COVID-19 meningkat.
Dia menyoroti jumlah utang di zaman pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hingga akhir Mei 2020 mencapai Rp 5.258,57 triliun. Utang tersebut dinilai membengkak dari jumlah di pemerintahan sebelumnya.
“Ini utang yang ugal-ugalan. Utangnya menggunung, COVID-nya terus meningkat. Jadi jumlah penerbitan utang zaman presiden Jokowi tiga kali lipat. Utang tersebut 300% dari anggaran total SBY, itu sama dengan 20 kali lipat anggaran Nadiem Makarim,” kata Didik dalam webinar bertajuk ‘Politik APBN dan Masa Depan Ekonomi.
(Detik)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin