Kuala Lumpur, Aktual.com – Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin menyampaikan pidato khusus di Putrajaya, Rabu (23/9), namun pidato tersebut tidak menanggapi secara langsung jumpa pers pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang mengatakan mendapat dukungan parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
Pidato yang dimulai pukul 14.30 waktu setempat dan disiarkan secara langsung tersebut berjudul “Pengumuman Kerangka Inisiatif Tambahan Khusus: Kita Prihatin” yang merupakan kebijakan ekonomi tambahan pemerintahan Malaysia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Presiden Partai Pribumi Melayu Bersatu (Bersatu) tersebut hanya menyinggung persoalan politik pada akhir pidatonya.
“Saya ingin mengajak saudara dan saudari sekalian supaya bersama-sama dengan saya dan rekan-rekan dalam Pemerintahan Perikatan Nasional untuk mengemudikan negara dalam keadaan kita masih berhadapan dengan krisis ekonomi dan kesehatan pada masa sekarang ini,” katanya.
Muhyiddin mengatakan pengumuman yang dia sampaikan menandakan Pemerintah Perikatan Nasional mendengar rintihan rakyat dan pemerintah membantu rakyat menghadapi saat yang sukar tersebut.
“Apa yang perlu ialah sebuah pemerintah yang stabil dan teguh dengan dukungan saudara dan saudari sekalian. Ini penting supaya lebih banyak inisiatif untuk memulihkan ekonomi dan membantu rakyat jelata dapat dilaksanakan dengan sepenuhnya oleh pemerintah,” katanya.
Dia meminta rakyatnya supaya menolak tindakan membuta tuli segelintir anggota politik yang sengaja mau merusak kestabilan politik dan pemulihan ekonomi negara yang sedang dilaksanakan dengan baik pada masa ini.
Sementara itu menyusul pernyataan Ketua Partai Amanah (Amanah) Mohammad Sabu yang menyatakan 11 anggota parlemen Amanah mendukung Anwar Ibrahim, pernyataan yang sama disampaikan oleh Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guang Eng.
“Selaras dengan keputusan Majelis Presiden Pakatan Harapan, 42 anggota parlemen DAP akan memberikan dukungan kepada Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri sekiranya beliau cukup jumlah untuk membentuk pemerintahan,” ujar Lim Guan Eng. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin