Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Supply Chain (ISC) dikabarkan kembali melakukan tender pengadaan minyak mentah atau Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk yang kedua kalinya sejak fungsi pengadaan dilimpahkan dari anak usaha Pertamina, yakni Petral.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Aktual.co, proses tender telah dimulai sejak Februari 2015 lalu. Bahkan masa penawaran pun telah ditutup sejak 26 Februari 2015. Meski begitu, hingga saat ini masih belum ada keterbukaan informasi terkait proses tender dari Pertamina kepada publik.

Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi mengatakan, proses tender oleh Pertamina sudah seharusnya dibuat transparan agar tidak timbul kecurigaan dari berbagai pihak termasuk publik.

“Kalau yang namanya tender itu harusnya transparan, supaya tidak timbul kecurigaan,” kata Kurtubi saat dihubungi Aktual.co di Jakarta, Jumat (13/3).

Bahkan, sambung Kurtubi, tidak adanya transparansi juga dapat menyebabkan munculnya isu-isu negatif.

“Terutama nanti akan muncul isu, yang biasanya berasal dari peserta yang kalah tender. Kalau tender tidak tranparan, yang kalah itu akan berkoar-koar,” ujarnya.

Ia menegaskan, untuk menghindari hal itu maka solusi terbaiknya adalah transparansi. Selain itu, Kurtubi berpendapat, langkah yang tepat bagi Pertamina dalam proses pengadaan adalah membeli langsung dari produsen yang memiliki lapangan minyak.

“Saya dari dulu selalu berpendapat bahwa yang namanya impor minyak mentah, BBM dan gas mestinya langsung beli dari pemiliknya. Jangan melalui trader. Langsung kontrak jangka panjang dengan pemilik lapangan,” ucapnya dia.

Ia menyarankan, apabila dalam upayanya Pertamina kesulitan mendatangkan minyak dari produsen, Pertamina dapat meminta pertolongan kepada Pemerintah.

“Kalau pertamina memiliki kesulitan, bilang pada pemerintah supaya dipayungi oleh pola G to G, lalu nantinya di eksekusi oleh Pertamina, langsung kontrak jangka panjang, itu efisien. Walaupun tendernya transparan, dan terbuka, tapi kalau belinya dari trader, sama saja. Tidak efisien,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka