Jakarta, Aktual.com – Pengamat Intelijen Ridlwan Habib menilai dalam disiplin ilmu intelijen modern, lembaga-lembaga intelijen profesional di seluruh dunia punya juru bicara (jubir). Fungsi jubir lembaga intelijen bukan membongkar misi rahasia, tetapi memberikan penjelasan kepada publik tentang berbagai isu. Fungsi intelijen melapor pada Presiden tetap berjalan. Namun begitu, masyarakat juga bisa mendapatkan informasi yang akurat.
“CIA misalnya, punya juru bicara, seorang wanita, namanya Nicole de Hay,” kata Ridlwan Habib, alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia kepada wartawan, Senin (12/10).
Pernyataan Ridlwan ini menanggapi komentar anggota DPR Fadli Zon dan mantan anggota DPR Fahri Hamzah, pekan lalu. Keduanya mengkritik Badan Intelijen Negara (BIN) yang memiliki juru bicara. Alasannya data intelijen hanya untuk konsumsi Presiden dan tidak boleh dibicarakan ke publik. “Kalau era Orde Baru memang lembaga intelijen kesannya misterius dan tertutup, ” ujarnya.
Menurutnya, disamping CIA, lembaga intelijen Inggris di bidang signal intelijen GCHQ juga punya juru bicara. “Nama jubirnya Andrew Pike, GCHQ Inggris bahkan punya akun Twitter,” terangnya.
Kemudian lembaga intelijen Australia yakni Australia Security Intelligence Organization atau ASIO juga mempunyai fungsi jubir secara rutin membuat pers briefing. “CIA bahkan melakukan rekruitmen online karena pandemi Korona. Selain itu, CIA juga punya channel YouTube yang mudah diakses warga. Bahkan mereka punya website CIA for Kids untuk anak anak usia sekolah dasar. Oleh sebab itu ia menyarankan agar lembaga intelijen kita perlu belajar dari lembaga lain di seluruh dunia agar makin modern dan profesional, ” pintanya.
Sebagaimana diketahui ketika berbicara di salah satu stasiun televisi juru bicara BIN, Wawan Purwanto, menginformasikan bahwa intelijen telah mendapatkan identitas aktor yang menyeponsori dan memobilisasi demonstrasi penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja. Bukti-bukti pendukung sedang dihimpun sebelum diproses secara hukum.
“Namun apa yang disampaikan oleh BIN melalui juru bicaranya mendapat kritik dari politikus Fahri Hamzah dan Fadli Zon,” terangnya.
Menurut Fahri, seharusnya BIN tidak boleh menyiarkan informasi intelijen kepada publik. “BIN tugasnya hanya memberikan informasi kepada Presiden (sebagai single user),” kata dia melalui media sosial
Sementara Fadli Zon menganggap aneh jika BIN memiliki juru bicara. Lantas, dia membandingkan dengan badan intelijen di sejumlah negara.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka