Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Kamis, melakukan kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat setelah larangannya ke AS dicabut.

“Pak Prabowo mulai hari ini sampai dengan 19 Oktober 2020 beraktivitas di Amerika Serikat. Beliau akan bicara tentang kerja sama pertahanan antara Amerika Serikat dan Indonesia,” kata Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/10).
Kedatangannya ke Amerika Serikat untuk melanjutkan berbagai kerja sama yang sudah dilakukan selama ini. Prabowo akan bertemu dengan banyak pihak, terutama terkait dengan pertahanan di Amerika Serikat.

Terkait dengan adanya pihak-pihak yang menolak dan mengkritisi kunjungan Prabowo ke AS, Dahnil mempersilakan untuk mengkritisinya.
“Saya pikir silakan saja. Pak Prabowo sudah mengalami penolakan dan tuduhan macam-macam selama beliau bertugas sebagai abdi negara juga bertugas sebagai politisi. Kami menghormati hal tersebut,” kata Dahnil.
Yang jelas, kata dia, kunjungan Prabowo di Amerika Serikat untuk memenuhi undangan pemerintah Amerika Serikat, kemudian memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
Sebelumnya diberitakan, pemerintahan Presiden Donald Trump akan menyambut Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto di Pentagon pada hari Jumat (16/10) setelah mencabut larangan masuk ke Amerika Serikat terhadap Prabowo atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Seorang pejabat senior pertahanan AS sangat membela keputusan untuk menyambut Prabowo ke Pentagon. Menhan RI akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Mark Esper.
“Menteri Prabowo adalah menteri pertahanan yang ditunjuk oleh Presiden yang telah dua kali terpilih di Indonesia, yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
“Dia adalah rekan kami, dari kemitraan yang sangat penting, dan penting bagi kami untuk terlibat dengannya dan memperlakukannya sebagai mitra,” katanya.
Prabowo akan menerima pengarahan resmi di tempat lain di wilayah Washington D.C. pada hari Kamis karena Jakarta mempertimbangkan pembelian jet tempur yang juga menarik minat dari Moskow.

Mantan Komandan Pasukan Khusus berusia 68 tahun itu telah lama menjadi tokoh kontroversial di Indonesia, dituduh terlibat dalam kejahatan militer di tempat-tempat, seperti Timor Timur yang membuatnya dicibir di kalangan pendukung hak asasi manusia. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin