Jakarta, Aktual.co — BangsaIndonesia tidak maju karena umumnya mereka bersikap anti-filsafat. DiIndonesia, mempelajari filsafat bagi sejumlah kalangan dianggap “berbahaya,”karena dikhawatirkan bisa berujung ke melemahkan agama atau “melupakan Tuhan.”
Demikiandinyatakan Makmun, mantan dosen di beberapa perguruan tinggi Islam, dalamdiskusi di acara peluncuran dan diskusi buku “Filsafat Ilmu Pengetahuan” diFakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Depok, Rabu (13/5).Buku itu adalah karya Prof. Dr. Soerjanto Poespowardojo dan Dr. AlexanderSeran.
Makmunmenyebut Iran dan Turki sebagai dua contoh negara Muslim yang relatif majukarena memberi tempat yang terhormat pada filsafat. “Di Turki dan Iran, matapelajaran filsafat diberikan sejak tingkat SMA,” ujarnya. Maka menjadi pentinguntuk melihat bagaimana filsafat ditempatkan dalam konteks kebudayaanIndonesia.
Padapeluncuran buku itu hadir pembahas: Mudji Sutrisno (STF Diryarkara), Riris K.Toha Sarumpaet (Departemen Filsafat FIB-UI), Rizal Mustansyir (Filsafat UGM),dan moderator Mikael Dua.
Bukukarya Soerjanto Poespowardojo dan Alexander Seran ini diharapkan dapatmeningkatkan kualitas intelektual pribadi manusia dan masyarakat Indonesia,agar semakin kritis, kreatif, produktif, dan inovatif. Bacaan ini juga melatihberpikir analitis dan menjaga disiplin berpikir reflektif. (rio)
Artikel ini ditulis oleh:















