Jakarta, Aktual.com – Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman mendapatkan kritik soal pernyataannya terkait pembubaran FPI. Dudung menjelaskan pembubaran FPI merupakan kewenangan pemerintah, bukan dirinya.

“Nah pertanyaan tadi (soal pembubaran FPI) kan saya sampaikan ‘kalau perlu’, ‘kalau perlu bubarkan’ kan, begitu kan FPI itu,” kata Dudung di Markas Kodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Senin (23/11).

Dudung menjawab pertanyaan wartawan soal wewenang Panglima Kodam Jaya perihal pembubaran FPI. Dudung meluruskan bahwa semula dirinya hanya menyampaikan penilaian, bukan menyampaikan bahwa FPI akan dia bubarkan. Soalnya, yang bisa membubarkan FPI adalah pemerintah.

“Kalau Pangdam TNI tidak bisa membubarkan. Itu harus pemerintah kan. Saya katakan ‘kalau perlu’, kan begitu. Bukan kita (yang membubarkan), tidak ada kewenangan TNI,” kata Dudung.

Di samping Dudung, ada Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Achmad Riad. Dia menjelaskan keterangan bahwa FPI dibubarkan bila perlu ada pada konteks soal baliho. Selain itu, pernyataan Dudung bukan arahan dari Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

“Yang ngomong bubarkan cuma Pangdam. Panglima tidak ngomong,” kata Riad.

Sebelumnya, Dudung berbicara perihal penurunan baliho Habib Rizieq oleh prajuritnya. Baliho dicopot oleh prajuritnya karena tidak taat aturan. Tidak boleh ada pihak yang melanggar aturan.

“Begini, kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu, FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” kata Dudung di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11) kemarin.

Baliho itu memuat ajakan revolusi akhlak. Dudung menilai FPI berbuat sesuka hatinya. Dia menegaskan TNI akan melakukan tindakan ketika ada baliho yang melakukan ajakan untuk berbuat revolusi.

“Sekarang kok mereka (FPI) ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Saya katakan, itu perintah saya, dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i