Jakarta, Aktual.com – Masyarakat Sadar Wisata (Masata) mendukung pengembangan desa wisata untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan desa terutama di saat pandemi COVID-19.
“Masata berharap agar kepariwisataan mampu menjamin keterpaduan antarsektor, antar-aktor, dan antardaerah selaku pemangku kepentingan dalam sinergitas dan kolaborasi antarpihak yang menjaga keharmonisan hubungan pusat dengan daerah,” kata Ketua Umum Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Masata Panca Rudolf Sarungu dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Sabtu.
Panca menuturkan Masata berupaya untuk menyambung kepentingan serta membangun sinergitas dan kolaborasi dalam membantu pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata kelas dunia didukung atraksi yang menarik, aksesibilitas yang mudah, dan amenitas yang berkualitas.
Untuk itu, Masata menyelenggarakan diskusi grup terfokus (FGD) bertema “Pengembangan Desa Wisata Menuju 205 Desa Wisata Mandiri Tahun 2024 di Kota Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut sebagai bagian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Masata yang ditujukan agar pelaku, pemerhati, dan pecinta pariwisata di kalangan pemerintah (kementerian/lembaga) serta swasta (asosiasi/organisasi/perkumpulan) memiliki kesamaan persepsi dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.
Dalam sambutannya di acara itu, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menuturkan sektor pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi hampir luluh lantah selama 10 bulan di masa pandemi COVID-19.
Kondisi sektor pariwisata yang memprihatinkan itu dikarenakan paling terdampak dan mengalami kontraksi tajam, sementara berbagai program belum memberikan hasil optimal.
Untuk itu, dia mengatakan sektor pariwisata membutuhkan kebijakan afirmasi, yakni pemerintah memprogramkan para wisatawan mendapat prioritas vaksinasi.
Pemberian vaksin kepada wisatawan menjadi satu paket vaksin-wisata yang menarik perhatian wisatawan (pelancong).
“Kita tidak boleh berhenti untuk berikhtiar,” ujarnya.
Pengembangan desa wisata merupakan contoh ikhtiar pemerintah, yakni menjadikan desa wisata sebagai penyangga destinasi wisata utama atau alternatif tujuan wisata di luar destinasi wisata super prioritas dan 10 prioritas destinasi wisata.
Pertumbuhan ekonomi baru di desa akan terdorong. Bertumbuhnya pendapatan ekonomi desa mendorong pertumbuhan desa wisata.
Melalui desa wisata, masyarakat akan terlibat. Desa-desa menjadi sentra baru tumbuhnya pendapatan baru. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin