Jakarta, Aktual.com – Holding BUMN Pertambangan MIND ID atau Inalum akan segera membentuk sub holding industri baterai atau Indonesia Battery Holding (IBH) yang terdiri atas MIND ID, Aneka Tambang (Antam), PLN dan Pertamina yang bertugas mendorong pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin, mengatakan saat ini Antam dan Pertamina, dua perusahaan yang akan jadi anggota IBH, tengah melakukan negosiasi lanjutan dengan dua investor global, yakni perusahaan baterai Korsel, LG Chem dan pabrikan China, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) setelah melakukan kesepakatan awal.

“Diharapkan awal tahun depan, kesepakatan dengan calon mitra di dalam value chain baterai ini, baik dari tambang sampai battery pack hingga masuk daur ulangnya itu bisa kita sepakati,” katanya.

Orias menjelaskan Antam telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kesepakatan awal dengan konsorsium CBL dari China yang dipimpin oleh CATL. Di saat yang bersamaan, LG Chem juga telah melakukan penandatanganan kesepakatan melalui pemerintah untuk kerja sama serupa.

Ada pun IBH atau sub holding industri baterai listrik, lanjut Orias, hingga saat ini belum dibentuk meski sudah ada surat penugasan Menteri BUMN sebagai dasar pembentukannya.

“Pendirian holding baterai saat ini belum terjadi, dalam arti belum ada satu PT yang dibentuk. Tapi secara sendiri-sendiri sesuai penugasan yang disampaikan Menteri BUMN, Antam melanjutkan dengan CBL dan Pertamina memimpin negosiasi untuk LG Chem. Jadi ini pembagian tugas sesuai arahan Menteri BUMN supaya bisa berjalan dengan cepat rencana holding baterai ini dan juga rencana kerja sama dengan mitra-mitra asing,” katanya.

Berdasarkan surat penugasan Menteri BUMN, MIND ID, Antam, Pertamina dan PLN merupakan empat pemegang saham utama Indonesia Battery Holding (IBH). Dalam pembentukan sub holding industri baterai, Menteri BUMN telah menunjuk Komisaris Utama MIND ID sebagai pelaksana untuk persiapan masuk ke industri baterai listrik.

“Kami juga terbuka untuk mitra domestik maupun asing masuk ke dalam JV (joint venture) dan JV tersebut dapat dibentuk pada mitra dengan tiap nilai rantai atau value chain dari industri baterai yang terintegrasi sejak tambang sampai baterai,” katanya.

Ada pun dua metode untuk JV boleh diajukan secara langsung oleh BUMN atau secara langsung anak perusahaan oleh BUMN dengan IBH.

Sementara itu, Direktur Utama Antam Dana Amin mengatakan proses negosiasi dengan investor baterai listrik global terus berlangsung dan membutuhkan dukungan dari semua pihak. Harapannya, pada awal tahun depan bisa ada progres kesepakatan yang signfikan bagi pengembangan baterai kendaraan listrik itu.

Antam sendiri, lanjut Dana, akan memasok bahan baku dalam industri baterai kendaraan listrik.

“JV dengan investor baterai ini memang dimulai dengan kepemilikan aset tambang nikel yang ada di Antam. Aset-aset tambang nikel yang dimiliki Antam cukup untuk kita gunakan untuk membawa Indonesia masuk ke industri baru yang kita sebit industri mobil listrik dunia,” pungkas Dana. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin