Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan, banyak sekali kejahatan terorisme dilakukan melalui media sosial (medsos) memanfaatkan momen masa pandemi Covid-19.

Pelaku menyebar narasi-narasi radikalisme di medsos untuk mempengaruhi individu melakukan aktivitas teror.

“Masa pandemi, mereka menggunakan media sosial lebih masif karena orang kan banyak beraktivitas di rumah, seperti WFH. Di situ sebenarnya berdampak kepada semakin banyak individu yang mudah terakses dengan narasi-narasi radikal intoleran,” kata Boy Rafli kepada wartawan di BNDCC Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/12).

Menurutnya, kejahatan radikalisme yang semakin masif memanfaatkan media sosial harus tetap diwaspadai.

Sehingga dirinya mengajak komunitas-komunitas memerangi semua narasi radikalisme.

“Oleh karena itu, perlu diberikan semacam warning, peringatan, dan tidak lupa kita harus mengajak komunitas untuk melakukan kontra terhadap narasi-narasi yang dikembangkan. Itu maksudnya,” ujar Boy.

Boy lanjut menuturkan, selama 2020, terhitung sejak bulan Februari, BNPT telah menangkap 200 lebih tersangka pelaku teroris.

Dia mengatakan, sebanyak 30 pelaku mengaku ingin mengajak pihak lain untuk melakukan aktivitas terorisme.

“Berjalan dari 200 sekian tertangkap di masa pandemi, dapat dikatakan di angka 30 persen dari mereka itu karena ingin mengajak pihak-pihak tertentu untuk melakukan aktivitas teroris. Sekitar 200 tersangka selama 2020, dari khususnya bulan Februari sampai sekarang, itu di atas 232,” tandasnya.

BNPT mengidentifikasi, para teroris yang bekerja di media sosial selama pandemi Covid-19 sebagian besar dari JAD dan Jamaah Al-Islamiyah.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i