Jakarta, Aktual.com – Indonesia dikabarkan akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Media Israel mengklaim Indonesia sangat ingin melakukan normalisasi hubungan dengan Israel seperti beberapa negara Arab. Laporan ini muncul setelah Kerajaan Maroko melakukan normalisasi hubungan dengan negara Yahudi tersebut.
Laporan dari Channel 12 dan Channel 13 yang dikutip Times of Israel pada 11 Desember 2020 awalnya memberitakan dugaan peran Arab Saudi dalam perjanjian normalisasi antara Maroko dan Israel yang ditengahi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Laporan itu tidak merinci detail keterlibatan Saudi dalam kesepakatan normalisasi yang diumumkan Kamis pekan lalu. Riyadh sendiri belum secara resmi bereaksi terhadap kesepakatan tersebut.
Baca juga>> UAE Jadi Target Serangan Siber Setelah Normalisasi Dengan Israel
Indonesia selama ini mengklaim bahwa perjuangan Palestina menjadi napas diplomasinya. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang lantang mengecam penindasan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Menanggapi berita tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan pihak Indonesia tidak pernah berhubungan dengan salah satu negara di Timur Tengah tersebut.
“Ada dua hal yg bisa disampaikan disini. Satu, Kemlu tidak pernah berhubungan dengan Israel. Kedua, dalam menjalankan Politik Luar Negeri, Kemlu terhadap Palestina konsisten sesuai amanah konstitusi,” kata Teuku melalui pesan singkat pada Senin (14/12), seperti dikutip CNBC Indonesia.
Sebelumnya sumber diplomatik Israel mengidentifikasi ada dua negara yang sudah melakukan pembicaraan sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lengser dari jabatannya pada 20 Januari 2021. Selain RI, Oman juga akan melakukan hal serupa.
Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen juga menyebut Indonesia dalam wawancara mengenai normalisasi hubungan diplomatik pada Radio Angkatan Darat. Ini dilaporkan pula oleh media setempat The Jerusalem Post.
Sebelumnya, pemerintahan Trump terus melanjutkan upayanya untuk membawa lebih banyak negara Arab dan Muslim ke dalam Perjanjian Abraham. Sejauh ini Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko sudah menyetujui normalisasi dengan Israel.
Selama ini, Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, tetapi bekerja sama dalam perdagangan dan pariwisata. Indonesia juga membeli senjata dari Israel pada 1970-an dan 1980-an.
Tentara Indonesia juga sempat berlatih di Israel. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin bahkan sempat bertemu dengan presiden Indonesia Soeharto yang menjabat saat itu di Jakarta.
Baca juga>> Ratusan Warga Palestina Hadiri Pemakaman Bocah yang Dibunuh Tentara Israel
Calling Visa Untuk Israel
Sementara itu, pakar hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Professor Hikmahanto Juwana mengatakan kabar tersebut bukan normalisasi hubungan, tetapi visa calling.
“Intinya kalau ada warga negara Israel maka mereka dapat memohon ke Ditjen Imigrasi. Nanti Ditjen Imigrasi akan membahasnya dengan Tim Inter Kementerian. Baru nanti dilihat hasilnya diberikan atau tidak,” ujar Hikmahanto melalui pesan singkat, seperti dikutip CNBC Indonesia.
“Ini tidak berarti bahwa hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel dimulai, mengingat Indonesia tidak mengakui Israel sebagai suatu negara.”
Sementara mengenai visa Israel, Teuku mengatakan untuk menanyakan hal tersebut kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia.
Baca juga>> Waketum MUI: Calling Visa untuk WNA Israel Bertentangan Politik
Sebelum tahun 2018, warga negara Indonesia yang ingin berziarah ke Israel bisa mendapatkan visa wisata untuk perjalanan kelompok melalui agen perjalanan. Namun sejak 9 Juni 2018, Israel melarang pemegang paspor Indonesia memasuki negara tersebut.***
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin