Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan panen perdana salah satu komoditas unggulan di sektor perikanan budidaya yaitu ikan kobia, di kawasan budidaya laut di Pangandaran, Jawa Barat.

“Ikan kobia kini menjadi salah satu komoditas unggulan yang kini mulai dilirik oleh para pembudidaya. Salah satu yang berhasil membudidayakan ikan kobia ini adalah daerah Pangandaran, yang baru saja lakukan panen perdananya,” kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin(28/12).

Menurut Slamet, panen perdana ikan kobia di Pangandaran tersebut merupakan salah satu prestasi yang membanggakan, karena merupakan hasil dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung yang berhasil mengusai teknologi budidaya kobia.

Teknologi itu, ujar dia, mulai dari pemeliharaan, pemijahan induk, pemeliharaan larva, hingga pembesaran di Keramba Jaring Apung (KJA), dan kini sudah dibudidayakan ke daerah-daerah.

“Panen perdana ikan kobia di Pangandaran ini capaian yang luar biasa dari BBPBL Lampung. Ke depan bukan hanya di Pangandaran saja tapi daerah lain bisa segera menyusul,” kata Slamet.

Dirjen Perikanan Budidaya memaparkan, budidaya ikan kobia memiliki beberapa keunggulan, antara lain relatif lebih mudah dibudidayakan.

Selain itu, papar dia, waktu pemeliharaannya pun lebih singkat dibandingkan dengan ikan laut lainnya. Sekitar pemeliharaan 9 bulan, ikan dapat tumbuh mencapai 4-6 kg.

“Dari segi konsumsi, ikan kobia memiliki keunggulan karena mengandung EPA dan DHA. Kualitas dagingnya pun sempurna dengan tekstur dagingnya yang putih, enak, dan empuk. Makanya banyak diminati,” ujar Slamet.

Slamet menuturkan, peluang pasar dan preferensi konsumen baik pasar domestik dan ekspor kobia masih terbuka luas seperti Hongkong, Taiwan, Jepang, Australia, dan Eropa.

Untuk itu, Slamet memberikan apresiasi dan selamat kepada kelompok pembudidaya ikan bahari indah di Pantai Timur Pangandaran Jawa Barat yang telah berhasil melakukan panen perdana atas keberhasilannya atas bantuan benih dari BBPBL Lampung dan juga bimbingan teknis dari balai.

“Keberhasilan ini menunjukkan bukti keseriusan pembudidaya dalam berbudidaya ikan kobia dan tetap semangat dan bangkit meski saat ini kita semua masih dibayangi pandemi COVID-19. Tapi tidak menyurutkan semangat kita untuk terus memajukan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia,” ujar Slamet.

Perekayasa Madya BBPBL Lampung, Suryadi Saputra, menambahkan, Teknologi perbenihannya sudah dikuasai oleh BBPBL Lampung saat ini produksi lebih besar dari 10.000 ekor per bulan dan masih dapat ditingkatkan. Produksi ini memungkinkan untuk menyuplai kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani di atas 20 persen suplai nasional.(Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i