Jakarta, Aktual.com – Awal tahun 2021 belum membawa perubahan positif bilateral Cina-Amerika Serikat. Bahkan, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, memandang hubungan Cina-Amerika telah berada di “persimpangan jalan”.
Walaupun Yi, juga belum dapat memastikan bilateral itu dalam kepemimpinan presiden terpilih Amerika Serikat 2020-2024 Joe Biden. Sebab, Donald Trump baru akan meniggalkan Gedung Putih, Washington DC sebagai mantan presiden, pada Rabu (20/1) mendatang.
“Kebijakan Amerika terhadap Cina akhir-akhir ini malah merugikan kedua negara, dan menjadi ancaman ke dunia. Namun, sekarang ada kesempatan untuk membangun hubungan dan dialog yang baru,” kata Wang Yi seperti dilansir laman Al Jazeera, Sabtu, (2/1).
Bilateral Cina-Amerika memburuk pada masa pemerintahan petahana Presiden AS Donald Trump.
Buruknya hubungan itu berujung berbagai konflik, meski masa pandemi Covid-19 masih terjadi secara global.
Mereka juga meributkan pandemi Covid-19, Laut Cina Selatan, peretasan, hingga masalah kedaulatan Taiwan diklaim Cina sebagai bagian mereka.
Wang Yi juga ikut mengomentari soal pandemi COVID-19 yang kerap dikatakan Amerika Serikat berasal dari Cina.
Yi mengklaim Cina sudah berupaya meredam pandemi itu, termasuk memperingatkan negara lain sedini mungkin.
“Studi terbaru menunjukkan virus itu kemungkinan berkembang di berbagai titik di dunia,” kata Yi.
Semua konflik itu telah mengganggu bilateral mereka dalam bidang perdagangan, pada Januari 2020 silam.
Saat itu, Cina setuju untuk membeli produk produk peternakan dan manufaktur negeri Paman Sam.
Tapi, sebagai gantinya, Amerika harus memangkas tarif yang mereka bebankan semua produk impor asal Cina.
Belakangan, Donald Trump berkali-kali mengancam akan menghentikan kesepakatan itu seiring dengan memburuknya hubungan kedua negara.
Sekarang, dengan menangnya Joe Biden pada Pilpres Amerika 2020 lalu, Cina melihat kesempatan untuk ‘gencatan senjata’.
Pemerintah Cina berharap Joe Biden bisa lebih objektif dan rasional dibanding Donald Trump.
Joe Biden semasa kampanye menegaskan, bahwa dirinya tidak akan tunduk begitu saja terhadap Cina. Biden juga menganggap Cina sebagai kompetitor Amerika Serikat.
Namun, Wang Yi dalam pernyataan terbarunya, tidak menyinggung nama Trump ataupun Biden.
Yi hanya meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk menghormati rencana pembangunan Cina.
Sebab, kata Yi, jika Amerika Serikat dapat melakukan hal itu, penyelesaian konflik kedua negara bukan hal mustahil.
Sebagai catatan, Januari ini, WHO akan melakukan investigasi asal usul COVID-19 di Cina yang salah satunya akibat desakan Amerika Serikat.
“Kami tahu bahwa beberapa orang di Amerika khawatir terhadap pertumbuhan Cina yang cepat. Namun, respon yang tepat bukanlah mencoba menghalangi pertumbuhan itu. Namun, mencoba untuk ikut berkembang,” klaim Yi.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i