Jakarta, Aktual.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa Asesmen Nasional dilakukan mengetahui kondisi pendidikan, termasuk dampak pandemi COVID-19 terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan.
“Kalau tidak melakukan AN (Asesmen Nasional) ini pada 2021, dampaknya akan sangat dramatis, karena melalui AN ini dapat mengetahui kondisi pendidikan akibat pandemi COVID-19, mengetahui seberapa besar anak-anak kita kehilangan kesempatan belajar,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (20/1).
Ujian nasional tidak diadakan pada tahun 2020. Kalau tidak melakukan Asesmen Nasional pada 2021, Nadiem mengatakan, pemerintah tidak bisa memetakan kondisi pendidikan, termasuk sekolah-sekolah yang tertinggal dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
“Kalau tidak bisa mengetahui mana sekolah yang tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran, strategi bantuan untuk sekolah yang paling membutuhkan bantuan kita. Ini alasan terpenting mengapa harus ada pelaksanaan AN pada 2021,” katanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semula berencana menyelenggarakan Asesmen Nasional dari Maret hingga April 2021 namun kemudian menundanya menjadi September hingga Oktober 2021.
Pemerintah menunda pelaksanaan Asesmen Nasional untuk mengoptimalkan persiapan penyelenggaraan asesmen, termasuk penyiapan sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan.
Asesmen Nasional akan dilakukan pada sebagian siswa kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak di setiap sekolah dan madrasah.
Pelaksanaan asesmen akan dilakukan secara bertahap pada setiap jenjang guna memungkinkan sekolah berbagi sumber daya.
Sekolah-sekolah dengan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi belum memadai dapat menyelenggarakan asesmen di satuan pendidikan lain yang infrastrukturnya lebih memadai.
Simulasi Asesmen Nasional di satuan pendidikan rencananya diselenggarakan pada April hingga Agustus 2021. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin