Karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/18). Langkah pemerintah melakukan penyesuaian BBM semakin memberatkan rakyat dan jelas tidak pro rakyat. Daya beli akan kembali terganggu karena langkah tersebut menyulut inflasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – PT Pertamina terus melakukan inovasi, salah satunya melakukan digitalisasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hingga saat ini PT Pertamina sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 stasiun SPBU.

“SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia,” kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno ketika dihubungi wartawan, akhir pekan lalu, ditulis Senin (8/2/2020).

Program digitalisasi itu, kata Putut, memiliki manfaat yang cukup bagus, karena program imi bisa langsung memonitor langsung bila stok di SPBU habis.

“Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis,” ungkap Putut.

Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program. Dimana konsumen dapat membeli BBM tanpa harus membayar cash dimasa pandemi seperti saat ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin