Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meminta seluruh kader baik tingkat pusat hingga daerah, untuk melawan para pengkhianat yang mencoba melakukan pengambilalihan kepemimpinan partai (kudeta).
“Saya mengajak semua, Jangan nodai partai yang kita cintai ini dengan para pengkhianat. Dalam bentuk apapun, pengkhianat tidak bisa diterima kehadirannya ditengah organisasi manapun. Sekali di cap pengkhianat, sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu, seumur hidup kita,” kata AHY dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/2)
“Saya yakin dan percaya kita bukanlah pengkhianat. Tetapi hal itu saja tidak cukup untuk membuat partai ini bangkit dan besar lagi. Maka, selain tidak menjadi pengkhianat, kita juga harus melawan para pengkhianat-pengkhianat itu,” tegasnya.
AHY menegaskan, Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) saat ini masih saja berupaya untuk melakukan pemberontakan dan pengkhianatan.
Cara yang ditempuh gerakan tersebut, dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dan menempatkan sosok tersebut menjadi ketua umum yang baru.
“Polanya kuno. Pertama, berupaya untuk mempengaruhi para pemilik suara. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi pengurus DPD dan DPC. Tidak berhasil, mereka mencoba mempengaruhi mantan Pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara. Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kita semua dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara; padahal itu hoax dan tipuan belaka,” sebutnya.
“Kemudian, mereka juga menggunakan alasan KLB karena faktor internal, padahal persoalannya adalah eksternal: yakni kelompok ini sangat menginginkan Seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB,” lanjutnya.
AHY juga menyebut, dirinya telah mendapatkan sinyal bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak tahu-menahu soal adanya gerakan pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD).
Menurutnya AHY, hubungan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Jokowi sangat baik. Akibat isu ini, AHY menyebut kelompok GPK-PD ingin hubungan yang terjalin diantara keduanya pecah belah.
“Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu menahu ttg keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader. Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” kata AHY.(RRI)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i