Permata Puri Cibubur

Jakarta, Aktual.com – PT PP Properti Tbk (PPRO) merespon baik kebijakan Bank Indonesia terkait penurunan suku bunga acuan BI 7-
Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) menjadi 3,5%. Nilai ini menjadi suku bunga acuan terendah sepanjang
sejarah, dimana sebelumnya BI telah menurunkan suku bunga sebanyak empat kali selama pandemi Covid-19.
Penurunan bunga ini didukung dengan pelonggaran maksimal 100% Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) untuk semua jenis properti, termasuk rumah tapak dan rumah susun. “Kebijakan Bank Indonesia ini, tentu menjadi dukungan bagi masyarakat karena dapat menikmati
DP 0% untuk pembelian properti. Dari sisi developer, kebijakan ini menjadi salah satu stimulus yang baik untuk meningkatkan penjualan.” ungkap Deni Budiman, Direktur Keuangan PP Properti. Bertepatan dengan kebijakan ini, Perseroan meluncurkan produk rumah tapak terbaru di lokasi strategis, yaitu Permata Puri Cibubur. Didesain khusus oleh Andra Matin, rumah tapak ini hadir dengan tiga tipe yaitu Tipe 45 dengan luas tanah 78 m2, tipe 72 luas tanah 78 m2 dan Tipe 105 dengan luas tanah 90 m2.

Arso Anggoro, Direktur Operasi 2 PP Properti Menjelaskan “Rumah tapak ini memiliki konsep green and sustainable house, setiap rumah didesain dengan sirkulasi udara dan penerangan yang baik sehingga dapat menghemat energi penggunaan AC dan lampu. Seluruh unit memiliki ciri khas lantai mezzanine yang berfungsi untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang, serta dua taman yang terletak di bagian depan dan belakang kavling.”

Perseroan telah bekerjasama dengan perbankan untuk memberikan kemudahan dan pilihan cara bayar bagi konsumen, dapat menggunakan cara bayar dengan KPR maupun installment. “Khusus untuk Permata Puri
Cibubur, kami hadir dengan harga perdana mulai dari Rp 500 jutaan untuk unit terbatas.” jelas Arso.

Permata Puri Cibubur adalah series ke 10 dari produk landed house yang dikembangkan PP Properti dan salah
satu produk rumah tapak Perseroan yang dirilis di tahun ini. “Sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap rumah tapak yang kian menanjak, kami akan mengembangkan dua lokasi rumah tapak lainnya yaitu di Semarang dan Bandung, total keseluruhan rencana pengembangan luas tapak sekitar 30 hektare.” tutup Arso. (Eko S Hilman)

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano