Pekanbaru, Aktual.com – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru, Riau memutuskan bahwa terdakwa M Yusuf Hasyim, sebagai Direktur Utama PT Sumatera Tani Mandiri (STM) sah terbukti bersalah melakukan pelanggaran tindak pidana penipuan dan penggelapan.
“Majelis Hakim dengan musyawarah menetapkan hukuman 2 tahun 8 bulan penjara kepada terdakwa Yusuf Hasyim,” ujar Kuasa Hukum Pelapor, Irawan Santoso kepada wartawan ditulis Sabtu (17/4).
Menurutnya bahwa berdasarkan fakta persidangan, kalau terdakwa Yusuf Hasyim secara sah terbukti bagaimana melakukan penipuan dan penggelapan uang senilai Rp4,1 Miliar dengan dalih investasi singkong di kawasan Sorek, Pelalawan, Riau.
“Yusuf Hasyim mengakui bahwa uang tersebut dia gunakan untuk kepentingannya sendiri. Bukan digunakan untuk kepentingan investasi singkong sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya,” paparnya.
Seperti diketahui bahwa kasus itu bermula kisaran tahun Desember 2019 lalu ketika Yusuf Hasyim selaku dirut PT Sumatera Tani Mandiri menggaet investor untuk investasi singkong racun jenis cassestart dan jenis BW1.
PT STM mengklaim memiliki mandat pengelolaan lahan di kawasan Sorek, Pelalawan, Riau seluas 500 hektare untuk ditanami singkong dan aren.
Usut punya usut, lahan itu ternyata ijin konsesi Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) yang ijinnya dipegang PT Arara Abadi. PT STM sendiri menjalin kerjasama dengan masyarakat desa Kesuma, yang mereka mengaku sebagai investor.
Tapi bermodal perjanjian kerjasama dengan masyarakat itu, pihak PT STM malah menggaet investor lain dan membujuk rayu pengusaha nasional itu. Alhasil dikucurkan uang senilai Rp4,1 Miliar ke rekening PT STM untuk investasi, pada Januari 2020.
Tapi waktu berjalan, ternyata singkong yang dijanjikan tak kunjung ditanam. Uang pun sempat diminta dikembalikan, tapi tak kunjung dibayar. Alhasil kasus ini ditenggarai sebagai penipuan bermodus investasi, yang kemudian Yusuf duduk sebagai terdakwa di PN Pekanbaru.
Yusuf Hasyim sendiri sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Riau, sebelum kemudian ditangkap di sebuah apartemen di Jakarta. Tahun 2004 lalu, Yusuf Hasyim pernah dilaporkan ke Polda Kalteng dengan nomor LP/L/19/I/2014/SPKT tanggal 22 Januari 2014 oleh Suparno dan sejumlah pengusaha Palangkaraya lainnya.
Mereka mengaku dijanjikan investasi singkong juga, yang akibatnya menderita kerugian Rp1 Miliar lebih. Kini kejadian serupa terulang lagi di Pekanbaru dan memakan korban investor lainnya hingga Miliaran rupiah.
Namun kali ini Yusuf Hasyim terkena batunya, hingga divonis Majelis Hakim PN Pekanbaru 2,8 tahun. JPU menyatakan pikir-pikir untuk melakukan banding atas putusan ini.
Tapi Majelis Hakim PN Pekanbaru menyatakan dengan amar putusannya bahwa perbuatan Yusuf Hasyim ini dilakukan secara bersama-sama oleh rekan sejawatnya dalam manejemen PT STM.
Artinya tidak menutup kemungkinan jajaran direksi dan komisaris dari PT STM juga akan diadili dalam peristiwa penipuan dan penggelapan terkait investasi singkong bodong ini.