NTT, aktual.com – Puluhan hektare lahan sawah milik petani di wilayah Kecamatan Aesesa dan Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo, NTT rusak akibat dihantam badai siklon Seroja beberapa pekan lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Olivia Monika Mogi, kepada aktual Senin (17/4) di Kantor DPRD Nagekeo. “Ada 30,48 luas lahan sawah yang rusak akibat badai siklon tropis Seroja ini menghantam lahan sawah milik petani di dua kecamatan yakni , di Kecamatan Wolowae seluas 14,60 lahan sawah milik petani dan di Kecamatan Aesesa seluas 15,88 lahan sawah,”ungkapnya.

Olivia menyebutkan juga, jumlah kerusakan lahan petani sawah tersebut telah dilakukan pendataan secara baik oleh pihak Dinas Pertanian bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Sosial Nagekeo.

“Kami telah melakukan pendataan secara baik dan saat ini telah di tangani oleh pihak Pemda Nagekeo guna untuk dilaporkan kepada pihak Pemerintah Provinsi NTT,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Nagekeo, Antonius Moti, pada hari yang sama mengatakan, pasca bencana badai siklon tropis Seroja itu pihak dinas teknis dalam hal ini Dinas Pertanian tidak hanya mendata saja, tetapi harus memberikan solusi baik itu jangka pendek maupun jangka panjang kepada masyarakat. Misalkan, untuk jangka pendek masyarakat harus dapat apa dari bantuan pemerintah dengan kerugian yang dialami oleh masyarakat petani sawah tersebut.

Selain itu, lanjut Antonius, pihak Dinas Pertanian harus mampu melakukan koordinasi dengan dinas teknis lainnya, guna membantu masyarakat petani yang berkaitan dengan kebutuhan ekonomi misalkan, sembako ataupun dalam bentuk lainnya, sehingga masyarakat petani yang terkena dampak badai siklon tropis Seroja ini paling sedikit bisa meringankan beban derita yang mereka rasakan.

Sementara itu salah seorang petani sawah asal Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa, Ibu Kota Mbay, tepatnya di KM II. 4 Tengah, Sahidin Sengga  mengatakan, akibat badai siklon tropis Seroja ini tanaman padi miliknya yang siap untuk dipanen namun harus gagal, karena tidak bisa untuk di harapkan lagi.

“Usia tanaman padi saya hanya hitung Minggu untuk dipanen. Tapi karena dengan badai Seroja itu, tanaman padi saya yang mau panen sudah tertidur semua, saya hanya bisa pasrah saja dan tinggal menunggu perhatian dari pemerintah daerah saja. Memang sudah diambil data oleh pihak Dinas Pertanian Nagekeo, hanya saya sebagai petani pasrah saja,”katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Tatap Redaksi