(ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli mendorong Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo turun tangan atas kisruh tes wawasan kebangsaan (TWK) para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Rizal mengungkapkan tes tersebut dilakukan secara tidak profesional, norak, tidak cerdas dan bertujuan untuk menjegal para pegawai KPK yang selama ini bekerja dengan sangat baik.

Baca Juga >> Mencoba Tetap Percaya Kepada KPK

“Tes merupakan hal yang bisa terjadi. Namun tes yang dilakukan terhadap para pegawai KPK tersebut sangat tidak profesional dan hanya bertujuan menjegal orang tertentu di KPK. Pertanyaan-pertanyaan dalam tes tersebut kami nilai sangat norak dan tidak cerdas,” kata Rizal dalam sebuah acara di Jakarta (18/5).

Rizal juga menyebutkan Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo maupun pihak yang menyusun pertanyaan tersebut harus bertanggung jawab.

“Mereka jangan bersembunyi di belakang kasus tersebut jadi mereka semua harus bertanggung jawab,” ujarnya.

Dia mengungkapkan dirinya sudah dari era Presiden Gus Dur sangat mengenal pegawai KPK, khususnya Novel Baswedan. Begawan ekonomi ini menyebut Novel adalah seorang yang bekerja dengan sangat profesional.

“Apa tujuan di belakang tes tersebut? Umumnya saya mendengar ada upaya untuk membersihkan kelompok Taliban. Saya impressed. Mereka profesional dan mereka memiliki etika kerja yang bagus. Tetapi dalam memilih kasus bukan kewenangan mereka, mereka di-drive. Padahal, seharusnya siapapun kalau korupsi besar harus diadili. Karena KPK tidak dimaksudkan untuk menangkapi kasus-kasus yang kecil,” tegasnya.

Dari 75 staf KPK tersebut ada 8 orang Kristen, dengan 1 orang bekas Pendeta dan 1 orang beragama Hindu. “Jadi, taliban hanya dijadikan alasan untuk memecat penyidik-penyidik profesional,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nurman Abdul Rahman