Jakarta, Aktual.com– Siapa yang tidak kenal dengan Imam Bukhari? Beliau adalah salah satu penulis kitab hadits yang masyhur dikalangan umat Islam yaitu Shahih Bukhari, kitab yang menjadi rujukan dalam mengambil dalil-dalil hukum.

Imam Bukhari sebagai seorang pengumpul hadits-hadits, sudah tentu ia melakukan perjalanan untuk menemui ulama-ulama yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah Saw. Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah Jilid XI Hal. 25 berkata, “Dia melakukan perjalanan kepada seluruh guru hadits di kota-kota yang memungkinkan baginya untuk menjangkaunya. Dia menulis hadits lebih dari seribu guru.”

Dengan kehebatan Imam Bukhari dan karangannya tersebut banyak sekali ulama-ulama yang mengambil riwayat dari beliau. Al-Firabri mengatakan, “Yang mendengar kitab as-Shahih dari Bukhari sebanyak kurang lebih 7.000 orang, termasuk aku. Tidak tersisa dari mereka seorang pun, selain aku.”

Ada sebuah kisah menarik dari sang Imam, Suatu ketika Imam Bukhari pernah terbangun dari tidurnya di suatu malam. Dia pun menyalakan lampu dan mencatat ilmu yang terlintas dalam benaknya, lalu ia mematikan lampu kembali. Kemudian, ia bangun lagi dan melakukan hal yang sama sebanyak dua puluh kali. (lihat as-shafahat min shobril ulama Cet. Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyyah Cet II)

Muhammad bin Abu Hatim salah satu murid dari Imam Bukhari mengisahkan tentang ketekunan beliau dalam menulis ilmu. Suatu ketika beliau menemani Imam Bukhari dalam suatu perjalanan, maka sang Imam mengumpulkan murid-muridnya dalam satu rumah. Muhammad bin Abu Hatim melihat Imam Bukhari bangun dalam satu malam sebanyak lima belas sampai dua puluh kali. Pada saat seperti itu, ia mengambil pemantik api, lalu menyalakan api dan lampu. Kemudian ia mengeluarkan hadits-hadits, dan menandainya. Lalu, ia merebahkan diri, dan shalat di waktu sahut sebanyak tiga belas rakaat. Setiap kali ia bangun, ia tidak pernah membangunkan murid-muridnya.

Muridnya berkata “Engkau melakukan semua ini dengan tekun, tanpa membangunkanku.”

“Kamu masih muda, aku tidak ingin menggangu tidurmu.”

Begitulah kehebatan sang Imam ketika mencurahkan kehidupannya untuk ilmu. Pantas saja ia mendapatkan pujian-pujian dari para ulama dan memiliki murid sebanyak 7.000 lebih.

Wallahu a’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra