Jakarta, Aktual.co — Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menyatakan penurunan harga minyak dunia mempengaruhi industri hilir petrokimia karena industri itu harus membeli bahan baku dalam mata uang dolar AS sementara produknya dijual dalam mata uang rupiah.
“Dengan pola membeli menggunakan dolar AS dan menjual dalam rupiah, akan berpengaruh terhadap penjualan mereka,” kata Menperin Saleh Husin dalam seminar bertajuk Dampak Penurunan Harga Minyak Terhadap Industri Petrokimia di Jakarta, Kamis (5/3).
Menperin mengatakan pemerintah akan mencari solusi atas masalah itu sehingga industri petrokimia dari hulu hingga ke hilir dapat semakin kuat dan berkembang.
Sementara itu Asosiasi Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) meminta pemerintah membuat kebijakan yang tepat sehingga industri hilir petrokimia dapat membeli bahan baku dalam mata uang rupiah.
Terkait hal tersebut, Menperin belum bisa mengambil kebijakan dan keputusan karena harus membicarakannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. “Justru itu kami mencari solusi apa yang bisa menjadi patokan dan kira-kira kebijakan apa yang bisa diambil. Kami akan berbicara dengan para pemangku kepentingan,” ujar Menperin.
Menurut Menperin, industri petrokimia telah menjadi bagian dari semua sektor industri saat ini dengan keterkaitan yang luas dengan industri terutama industri manufaktur. Industri petrokimia, lanjut Menperin, menjadi tolok ukur tingkat kemajuan suatu negara selain industri baja sehingga keberadaan industri petrokimia sering menjadi tulang punggung sebagian besar sektor industri di dunia.
“Berdasarkan karakteristiknya, industri petrokimia dikategorikan sebagai jenis industri yang padat modal, padat teknologi dan lahap energi sehingga perlu adanya langkah pengembangan yang berkesinambungan,” kata Menperin.
Artikel ini ditulis oleh:














