Jakarta, Aktual.co — Pada masa kampanye, pengamat ekonomi, keuangan hingga majalan Times sempat membuat analisa bahwa kurs rupiah dan IHSG bakal menguat hingga di bawah level Rp10.000. Penurunan tersebut sebagai akibat Jokowi Effect dalam rangka pasar ekonomi mendukung Jokowi sebagai presiden. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan kejadian beberapa waktu ini.
“Saat Tim Ekonomi presiden Jokowi memerintah, satu demi satu mulai terbuka segala propaganda Jokowi effect tidak terbukti dengan makin jebloknya nilai Mata uang rupiah hingga menembus Rp13 ribu per US dollar,” ujar Ketua FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono di Jakarta, Kamis (5/3).
Ahli ekonom dan akademisi memperkirakan pada awal April, nilai rupiah akan tembus di kisaran Rp13.500. Selain itu, masyarakat makin dibebani ongkos Ekonomi yang mahal seperti tingginya harga Beras yang tidak terkendali.
“Meski sudah dilakukan operasi pasar, tingginya harga dan kelangkaan gas LPG tabung 3 kg, kenaikan harga BBM ditambah kenaikan Tarif Dasar Listrik masyarakat semakin terpuruk,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, masyarakat jadi semakin tahu kalau Kinerja Tim Ekonomi Pemerintahan Jokowi bukan mengarah pada perbaikan untuk masyarakat tapi mengarah pada beban Ekonomi yang makin berat bagi masyarakat .Dan Jokowi makin banyak menghianati Trisakti dan Nawacita.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















