Jakarta, Aktual.co — Laju Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan terus melemah seiring pasar masih menunggu rilis data tenaga kerja Amerika Serikat terbaru yang diyakini akan mengembalikan persepsi positif terhadap kinerja perekonomian AS dan berdampak penguatan bagi dolar.
Pada perdagangan Rabu (4/3), rupiah ditutup melemah 21,5 poin (0,17 persen) pada level 12.990,5 per dolar AS setelah sebelumnya pada perdagangan siang hari, rupiah berada di level 12.964 per dolar AS.
Analis valas Lindawati Susanto mengatakan, investor mengantisipasi publikasi data tenaga kerja Amerika per Februari yang diharapkan naik menjadi 241 ribu pekerja. Data tersebut akan semakin memperjelas momentum kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed’s Rate).
Permintaan dolar yang meningkat, menurut Linda, adalah bentuk antisipasi rencana kenaikan Fed’s Rate membuat likuiditasnya berkurang. Dalam hal ini rupiah bernasib sama, Aturan yang mewajibkan perusahaan non-bank melakukan lindung nilai pun mendorong permintaan dolar di pasar domestik menjadi lebih tinggi.
Pemangkasan BI Rate, kata Linda, ikut memicu pergerakan negatif rupiah. Imbas hasil pasar obligasi yang ada kemungkinan juga akan mengalami penyesuaian yang menyebabkan investor mulai mengalihkan dananya ke aset-aset yang lebih menarik.
Menjelang akhir pekan, Linda memperkirakan rupiah cenderung tertekan dalam kisaran level 12.950-13.100 per dolar AS. Pernyataan terbaru para petinggi The Fed, ujar Linda, akan menjadi sentimen utama yang diperhatikan investor.
Artikel ini ditulis oleh:












