Jakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika meminta masyarakat pesisir Bolaang dan Bunta menjauhi pantai sehubungan kejadian gempa bermagnitudo 6,5 di wilayah Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Senin (26/7) pukul 19.09 WIB

“Kepada masyarakat di pesisir Bolaang dan Bunta agar menjauhi pantai dan diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya di Jakarta.

Bambang juga meminta masyarakat memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Gempa tersebut dirasakan kuat oleh warga di wilayah Ampana, dengan skala V-VI MMI. Getaran tersebut dirasakan oleh semua penduduk, di mana kasusnya kebanyakan orang terkejut dan berlarian keluar.

Selain di wilayah tersebut, Bambang mengatakan gempa juga dirasakan warga Luwuk,Poso, Morowali dengan skala V MMI, getaran yang dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun.

Kemudian di wilayah Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Kotamobagu, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Buol, Bone Bolango, Pohuwato dengan skala III-IV MMI, di mana bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Selanjutnya di Tomohon, Manado, Ratahan, Bobong, Konawe Utara, Kolaka Utara, Masamba dengan skala II-III MMI, yang mana getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Lalu di Mamuju Tengah, Polewali II MMI, di mana getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,77° LS; 121,95° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 km. Hingga saat ini, kata Bambang, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi karena Sesar Lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan normal ( Normal Fault ), kata Bambang.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” kata Bambang.

Hingga hari Senin, 26 Juli 2021 pukul 19.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) M3,4. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin