Ilustrasi- Buku Hadits

Jakarta, Aktual.com– Secara umum, tingkatan atau derajat hadits itu terbagi menjadi tiga, Shahih, Hasan dan Dhaif. Bahkan, ada sebagian ulama hanya membagi hadits menjadi dua bagian saja yaitu Shahih dan Dhaif.

Selain itu, Hadits Dhaif terbagi lagi menjadi beberapa ratus. Akan tetapi, tidak semua istilah dan definisi tersebut sampai pada kita. Seperti apa yang disampaikan Imam as-Suyuthi dalam kitab Tadribu ar-Rawinya.

Salah satu bagian dari hadits dhaif dari segi keterputusan sanadnya adalah hadits dhaif mursal khafi. Hadits mursal khafi sebagaimana yang dijelaskan oleh Mahmud ath-Tahhan adalah periwayatan perawi dari orang yang pernah ditemui atau dari orang yang sezaman tetapi tidak pernah mendengar hadits darinya dengan lafaz yang menunjukkan bahwa rawi tersebut memang benar-benar mendengar sebuah hadits.

أن يروي الراوي عن من لقيه أوعاصره مالم يسمع منه بلفظ يحتمل السماع وغيره كقال

“Periwayatan rawi dari orang yang pernah ditemui atau dari orang yang sezaman tetapi tidak pernah mendengar hadits darinya dengan lafadz yang menunjukkan bahwa rawi tersebut memang benar-benar mendengar sebuah hadits, misalnya dengan lafadz “qaala”.

Sebagai contoh:

مَا رَوَاهُ إِبْنُ مَاجَّه مِنْ طَرِيْقِ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيْز، عَنْ عُقْبَةَ بنِ عَامِر مَرْفُوْعًا: (رَحِمَ اللهُ حَارِسَ الْحَرَسِ)

“Seperti contoh sebuah hadits riwayat Ibn Majjah dari jalur Umar bin Abdul Aziz dari Uqbah bin Ami, yang diriwayatkan secara marfu (dari Rasul Saw). “Allah Swt mengampuni para pengawal atau tentara.”

Dalam sanad hadits di atas, Umar bin Abdul Aziz tidak bertemu dengan Uqbah. Namun, dalam sanad hadits ini ia meriwayatkan dari Uqbah. Sehingga jika dilihat hadits ini memiliki keterputusan sanadnya. Maka dikategorikan sebagai hadits mursal khafi.

Hadits mursal sendiri dapat diketahui dengan tiga hal:

Pertama, Pengakuan para ulama bahwa rawi tersebut tidak pernah mendengar hadits dari gurunya;

Kedua, Pengakuan dari rawi sendiri;

Ketiga, Adanya tambahan dari seorang rawi lain di antara perawi dan gurunya dalam sanad lain.

Kesimpulannya, hadits mursal khafi yaitu ketika seorang perawi meriwayatkan hadits dari perawi di atasnya akan tetapi ia tidak pernah berguru atau mendengar hadits tersebut perawi tersebut.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra