Jakarta, Aktual.com – Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan tunggal putra Anthony Ginting mengukir catatan manis dalam bulu tangkis Indonesia setelah sukses menundukkan lawan-lawan mereka pada Olimpiade 2020, Tokyo, Sabtu (31/7).
Greysia/Apriyani menaklukkan pasangan Korea Selatan Lee Sohee/Shin Sheungchan dengan 21-19 dan 21-17 pada babak semifinal untuk memastikan diri menjadi ganda putri pertama Tanah Air yang mencapai final Olimpiade.
Pada fase empat besar tersebut, Greysia dan Apriyani menghadapi perlawanan sengit dari lawan yang memang memiliki peringkat dunia lebih baik dari mereka. Greysia/Apriyani saat ini berada pada posisi enam dunia, sementara Lee/Shin di peringkat empat.
“Dari saat masuk lapangan, saya bilang kepada Apriyani harus menang dua gim. Atmosfer ini harus kami dapatkan. Kami sudah pernah kalah dan menang melawan mereka (Lee/Shin), tapi kami tak mau memikirkannya. Kami berusaha tetap tenang dan memberikan yang terbaik,” kata Greysia pascapertandingan.
Kemenangan Greysia/Apriyani membuat mereka memastikan setidak-tidaknya satu medali perak untuk Indonesia. Akan tetapi, duet yang dipasangkan sejak 2017 itu tentu mengincar medali emas.
Demi mewujudkan keinginan tersebut, mereka harus menaklukkan wakil China yang juga ganda putri peringkat dua dunia, Chen Qingchen dan Jia Yifan pada final di Tokyo, Selasa pekan depan.
Chen/Jia lolos ke partai puncak setelah menundukkan ganda putri Korea Selatan Kim So-yeong/Kong Hee-yong dalam semifinal lainnya dengan 21-15 dan 21-11.
Sementara tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting dengan mantap melaju ke semifinal usai menghentikan perlawanan atlet Denmark Andres Antonsen dalam tiga gim 21-18, 15-21 dan 21-18.
Prestasi tersebut menjadi penyegar dahaga 17 tahun tanpa atlet Indonesia dalam semifinal tunggal putra bulu tangkis Olimpiade.
Terakhir kali, fase tersebut dicapai oleh Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro pada Olimpiade 2004. Ketika itu, Taufik mencapai final untuk merebut medali emas, sedangkan Sony kandas namun berhasil membawa pulang medali perunggu.
Anthony Ginting sendiri tidak mau terlalu membebani diri dengan medali. Sudah mencapai semifinal, atlet berusia 25 tahun tersebut ingin fokus menyelesaikan laga satu demi satu.
“Sejak persiapan Olimpiade, saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Semua pemain ingin mendapat hasil terbaik di sini. Jangan berharap tinggi, tapi tak boleh rendah juga. Saya ingin menikmati pertandingan di lapangan,” tutur Anthony.
Anthony Ginting sendiri akan melawan Chen Long pada babak semifinal Olimpiade 2020, Minggu esok.
Masih dari bulu tangkis, Sabtu, pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus puas menempati peringkat keempat Olimpiade Tokyo setelah kalah dari wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Hendra/Ahsan mengakui keunggulan Aaron/Soh dengan 21-17, 17-21 dan 14-21. Aaron/Soh pun berhak mengalungkan medali perunggu di leher mereka.
“Pertama saya ingin menyampaikan maaf kepada masyarakat Indonesia karena tidak bisa membawa pulang medali. Namun, kami sudah berjuang yang terbaik. Kami minta maaf,” kata Ahsan.
Medali emas ganda putra bulu tangkis Olimpiade 2020, Tokyo, direbut oleh pasangan Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin yang menang atas wakil China Li Junhui/Liu Yuchen dalam final, Sabtu, dengan dua gim langsung 21-18 dan 21-12.
Beralih ke atletik, sprinter andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri tidak dapat melanjutkan langkah lebih jauh pada nomor lari 100 meter putra setelah menduduki peringkat kelima pada heat keempat dengan catatan waktu 10,26 detik.
Torehan waktu tersebut lebih lambat 0,23 detik dari catatan terbaik Zohri yaitu 10,03 detik yang dibukukannya pada turnamen Golden Grand Prix Osaka 2019 di Jepang.
“Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block,” kata pria berumur 21 tahun itu.
Kabar lain dari kontingen Indonesia pada Olimpiade 2020 hari ini adalah petembak Indonesia Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba gagal lolos dari kualifikasi rifle three positions 50m putri.
Vidya berada pada posisi terakhir atau peringkat ke-37 dengan skor 1.137. Sebelumnya, Vidya pun tak dapat melaju dari kualifikasi nomor air rifle 10 meter putri.
“Pelajaran paling penting yang aku dapatkan adalah rasa percaya diri,” kata Vidya setelah pertandingan. Dia pun menargetkan tampil lagi pada Olimpiade 2024 di Paris, Prancis. (Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin