Ilustrasi- Pohon Kurma di Tanah Arab

Jakarta, Aktual.com– Rasulullah SAW memiliki seorang teman yang bukan dari kelompok manusia. Akan tetapi ia dari kelompok tumbuhan yaitu pohon kurma. Pohon kurma ini biasa dijadikan Rasulullah SAW sebagai mimbar ketika berdakwah.

Suatu ketika, pohon kurma ini diangkat dan dipindahkan oleh para sahabat karena ia sudah sangat tua dan kurang bagus lagi jika dijadikan sebagai mimbar. Pohon kurma yang tau bahwa ia akan digantikan dengan kayu lain yang lebih gagah bersedih.

Hingga suatu saat, Rasulullah menaiki kayu lain dan mulai berdakwah, rintihan dan tangisan pohon kurma mulai terdengar. Ia tak kuat menahan tangis karena berpisah dari Rasulullah.

Para sahabat bingung darimana asal suara tangisan itu. Akhirnya Rasulullah turun dari mimbarnya dan menghampiri sebuah batang kurma yang masih ditaruh di dalam Masjid Nabawi, kemudian beliau mulai mengajaknya berbicara.

“Jangan bersedih, jika kamu mau, maka aku akan kembalikan ke kebun tempatmu, akarmu akan tumbuh, kamu akan menjadi pohon yang sempurna dan berbuah. Dan jika kamu bersedia, aku akan tanam kamu di surga yang buah-buahmu akan di makan para kekasih Allah,” rayu Rasulullah.

“Baiklah, engkau tanam aku disurga agar buah-buahanku dimakan para kekasih Allah,” jawab Pohon Kurma tersebut.

Kemudian sekembalinya Rasulullah dari pohon kurma tersebut, beliau bersabda kepada para sahabat:

“Demi Allah yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya aku tidak menenangkan pohon kurma ini, dia terus menangis hingga hari kiamat nanti,”

Inilah tanda kemukjizatan Nabi SAW. Kemudian dari kisah ini, kita bisa memetik sebuah hikmah bahwa tanda cintanya seseorang bisa dilihat ketika ia sedang berada di dekatnya ia akan merasa senang dan bahagia sedangkan saat ia tidak lagi bersama dengan yang ia cintai dia akan merasa gundah dan selalu bersedih.

Semoga kita bisa meniru rasa mahabbah dari sebongkah pohon kurma tersebut.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra