Jakarta, Aktual.com– Salah satu penyakit hati yang sering ada di dalam hati kita adalah riya’. Riya itu sendiri adalah beramal demi manusia karena ingin mendapatkan suatu kedudukan di hadapan mereka. Allah SWT berfirman:
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa: 142).
Ibnu Athaillah menyinggung orang-orang yang tidak tulus dalam beribadah kepada Allah SWT dengan sebuat hikmah dalam kitab al-Hikamnya, sebagai berikut:
اسْتِشْرَافُكَ أَنْ يَعْلَمَ الْخَلْقُ بِخُصُوصِيَّتِكَ دَلِيلٌ عَلَى عَدَمِ صِدْقِكَ فِى عُبُودِيَّتِكَ
“Keluhuran sikapmu agar makhluk mengetahui keistimewaanmu adalah bukti bahwa engkau tidak tulus dalam penghambaanmu.”
Maksud hikmah di atas adalah ketika Allah memberikan kemuliaan pada seorang hamba dengan diberikannya anugrah berupa amal-amal shaleh. Akan tetapi, hamba tersebut tidak menunjukkan bukti ketulusan saat menghamba kepada Allah SWT. Padahal yang dituntut dari penghambaan yang tulus hanyalah keikhlasan dalam beramal kepada Allah SWT.
Ahmad bin Abi al-Hawari mengatakan, “Siapa saja yang ingin dikenal atau disebut-sebut karena kebaikan yang dilakukannya, maka sejatinya dia telah syirik dalam ibadahnya.”
Para ulama telah menyebutkan sejumlah tanda orang riya, yaitu:
Pertama, giat beribadah hanya saat berada di hadapan orang lain, saat sendirian dia hanya duduk-duduk malas tidak beribadah;
Kedua, lama beribadah ketika dilihat orang banyak, namun tergesa-gesa dan gegabah ketika tidak ada orang yang melihatnya selain Allah;
Ketiga, senang mendengar pujian dan penghormatan yang ditujukan kepadanya, namun ketika orang lain lalai memenuhi haknya, ia mengingkari orang tersebut.
Itulah bahayanya riya’ jika telah masuk ke dalam hati seorang hamba. Semoga kita senantiasa terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya seperti itu.
Wallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra