Ilustrasi- Ucapan Salam dalam Islam

Jakarta, Aktual.com– Abu Dzar al-Ghifari merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasa dari suku Ghifar. Suku Ghifar biasa mendiami lembah Wuddan, sebuah lembah yang menjadi tempat lewatnya perdagangan kaum Quraish menuju Syam.

Suku Ghifar merupakan suku yang senantiasa menyembah berhala. Akan tetapi, Abu Dzar yang waktu itu belum masuk Islam tidak mengikuti apa yang dilakukan komunitasnya berupa menyembah berhala. Bahkan ia sering meneliti info soal nabi baru yang ada di Mekkah.

Abu Dzar memerintahkan saudaranya Anis pergi ke Mekkah untuk mengetahui seluk beluk Nabi Muhammad SAW. Setelah pulang dari tugasnya, Anis pulang ke kampung halamannya. Di sana Abu Dzar menunggu tak sabar.

Anis dengan nada takjub memberitahu keadaan Nabi Muhammad SAW:

“Demi Allah! Aku melihat seorang laki-laki yang menyeru kepada pekerti yang baik dan ia berkata dengan perkataan indah yang bukan syair,” ungkap Anis.

“Lalu, apa tanggapan kaumnya terhadap sosok laki-laki itu? tanya Abu Dzar.

“Kaumnya menyebut ia sebagai seorang penyihir, dukun dan seorang penyair,” jawab Anis.

Mendengar hal itu Abu Dzar masih belum merasakan kepuasan. Ia kemudian bersiap-siap untuk menemui Nabi Muhammad secara langsung. Ia kemudian tiba di Mekkah dan tidak ada seorang pun yang mengetahui tujuan utamanya.

Selama di Mekkah, ia tak menanyakan perihal Nabi Muhammad. Karena itu tau, jika ia bertanya tentang hal itu kepada seseorang yang justru musuh Nabi. Maka ia akan di usir dari Mekkah.

Berhari-hari ia tak kunjung bertemu Nabi. Jika malam hari, ia bermalam di emperan masjid al-Haram. Di malam-malam itu ia bertemu dengan Ali bin Abi Thalib. Tetapi ia tak menyebutkan maksud tujuannya. Sebab ia tak kenal dengan beliau, akhirnya Ali bin Abi Thalib bertanya apa maksud dan tujuan mendatangi Mekkah.

Kemudian Abu Dzar menyebutkan tujuannya tetapi dengan syarat Ali tidak menceritakan kepada orang lain. Setelah mendengar cerita tersebut, Ali merasa sangat bahagia.

Walaupun sudah mendapat jawaban tersebut. Akan tetapi, beliau justru tidak bisa tidur saking kuatnya keinganan untuk bertemu dan menatap wajah Nabi Muhammad SAW. hingga tiba hari esok. Abu Dzar dan Ali bin Abi Thalib datang menuju ke rumahnya Nabi. Sesampainya di sebuah rumah, Abu Dzar dengan spontan mengucapkan salam kepada Nabi:

“Assalamu’alaikum,” ucap Abu Dzar.

“Waalaikumsalam Warahmatullah Wabarakatuh,” jawab Nabi Muhammad SAW. Semenjak saat itu Abu Dzar al-Ghifari dikenal sebagai orang yang pertama mengucapkan salah dalam Islam.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra