Ilustrasi- Nabi Muhammad SAW

Jakarta, Aktual.com– Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Ayahnya bernama Zaid bin Harits ibunya bernama Ummu Ayman yang merupakan salah satu pelayan ayah Nabi Muhammad SAW.

Suatu ketika ada sekolompok sahabat Nabi Muhammad yang disitu terdapat Usamah bin Zaid, bertemu dengan komplotan kafir Quraish lalu saling berperang. Kelompok kafir tersebut kalah dalam peperangan tersebut.

Di antara pasukan orang kafir tersebut, terdapat seseorang bernama Mirdas bin Nahik dari Bani Salim. Karena orang kafir kalah dalam peperangan, Mirdas bin Nahik kewalahan, karena terdesak ia langsung mengucapkan kalimat syahadat. Namun, Usamah bin Zaid yang sudah geram tetap membunuhnya.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid terdengar sampai ke telinga Nabi Muhammad SAW yang membuat beliau marah.

“Kenapa kamu membunuh seseorang yang sudah mengucapkan kalimat syahadat? Apakah kamu mau mempertanggung jawabkan perbuatanmu ini?” tanya Nabi SAW.

“Dia mengucapkan kalimat syahadat karena terdesak dan hanya pura-pura saja agar tak terbunuh,” jawab Usamah.

Karena kita tidak bisa menilai apa yang ada di dalam hati seseorang, Nabi Muhammad bertanya lagi, “Bagaimana kamu bisa membuktikan dia hanya berpura-pura? Kamu bisa melihat isi hatinya? Selagi dia mengucapkan kalimat syahadat, kamu tidak boleh asal membunuhnya,”

“Wahai Rasulullah. Mereka mengucapkan syahadat karena hanya takut kepada pedang. Dia juga sudah memotong tanganku,” jawab Usamah lagi.

Mendengar hal itu Rasulullah SAW melantunkan surat An-Nisa ayat 94, yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا ضَرَبْتُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَتَبَيَّنُوا۟ وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَنْ أَلْقَىٰٓ إِلَيْكُمُ ٱلسَّلَٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا فَعِندَ ٱللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ ۚ كَذَٰلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 94)

Mendengar hal itu, Usamah dan para sahabat yang lain menangis dan juga menyesali perbuatan mereka.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra