Malang, Aktual.co — Penurunan harga beras di Kota Malang ternyata masih berada di level grosir. Penurunan tersebut berkisar antara Rp200 hingga Rp300 per kilonya. Sedangkan harga beras di tingkat pengecer masih tetap dibandingkan dengan harga satu minggu terakhir.
“Harganya masih tetap, Mentari Rp10.500 per kilo, Anggrek juga begitu,” kata Asep, pedagang beras di Pasar Klojen, Malang, Jawa Timur Selasa (3/3)
Meskipun ada operasi pasar, namun dirinya belum mendapatkan pemberitahuan dari agen atau grosir tempatnya membeli beras.
“Kalau harga beras naik, kami selalu ditelepon agen agar menaikkan harga juga. Namun, kali ini kami belum dapat telepon lagi untuk harga naik atau turun,” lanjutnya.
Beras yang ada di lapaknya adalah beras stok pesanan sejak minggu lalu, “Kalau sepi seperti ini satu minggu biasanya tak habis 5 kwintal, saya gak berani ambil banyak takut harga anjlok,” paparnya.
Berbeda dengan Asep, pedagang grosir menengah di Pasar Besar menyebut harga jual di tempatnya mulai turun sejak dua hari terakhir. Pemilik toko Bumijaya, Lilik, menyebut harga beras Mentari yang sebelumnya ada di kisaran Rp10.050 per kilo turun menjadi Rp9.850 per kilo.
“Harga turun Rp200 per kilo. Beras merk lain rata-rata turun sekitar Rp200 sejak dua hari ini,” kata Lilik.
Menurutnya, harga mulai bergeser turun karena pasokan padi dari petani mulai lancar.
“Ini kan sudah panen, barang berlimpah. Kemarin harga mahal karena tak ada barang,” akunya.
Dia pun maklum jika harga beras di tingkat pengecer enggan bergeser turun. Menurutnya, pedagang eceran harus menanggung ongkos produksi lain akibat mengecerkan beras.
“Bisa saja karena penyusutan beras akibat diecer, ongkos transportasi biaya angkut sampai plastik yang bungkus berasnya,” tandasnya.
Sementara itu, Walikota Malang, Muchammad Anton, menegaskan kepada para distributor beras untuk tidak menimbun beras di gudang. Hal ini karena minimnya stok beras di Kota Malang yang membuat harganya semakin melambung.
“Jangan sampai ada penimbunan beras di gudang distributor. Jika ada distributor yang nekat menimbun beras, kami minta polisi tak segan untuk bertindak tegas,” ujar M. Anton di Balaikota Malang.
Laporan dari dinas terkait dan kepolisian yang menggelar sidak kemarin (2/3) ternyata masih belum melaporkan adanya dugaan penimbunan beras.
“Dari hasil sidak, stok beras memang kosong, sehingga harganya naik. Semoga saja tidak ada distributor yang menimbun beras,” imbuhnya.
Pemerintah Kota Malang optimis, harga beras bisa kembali normal, apalagi pemerintah terus mengucurkan raskin serta menggelar operasi pasar.
“Harga beras naik karena keterlambatan pengiriman saja, saya yakin harganya akan berangsur normal,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















