Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dalam diskusi Aktual Forum yang bertajuk ‘Jadi Petani Milenial, Kenapa Tidak?’ pada Selasa (31/8/2021)
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dalam diskusi Aktual Forum yang bertajuk ‘Jadi Petani Milenial, Kenapa Tidak?’ pada Selasa (31/8/2021)

Jakarta, Aktual.com – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengajak kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian. Sebab menurutnya, ada banyak peluang bisnis di pertanian yang perlu mendapatkan sentuhan kaum milenial.

“Banyak sekali peluang bisnis di sektor pertanian seperti hortikultura, misalnya. Ini milenial senang sekali karena komoditasnya komersial, pasarnya bagus bahkan (bisa) ekspor. Tantangan ada, permodalan juga cukup. Itu kebanyakan komoditas-komoditas tanaman hias, sayuran, buah luar biasa dan untungnya juga jelas,” ungkapnya dalam diskusi Aktual Forum pada Selasa (31/8) siang.

Suwandi mengungkapkan, komoditas perkebunan yang prospektif ada perkebunan sawit, kopi, kakao dan lainnya. Sementara untuk peternakan ada penggemukan sapi, peternakan unggas dan ayam kampung dan lainnya.

“Untuk konvensional yang paling bagus itu tanaman padi”, ungkap suwandi.

Ia mengatakan bahwa kehadiran kaum milenial di sektor pertanian sangat diperlukan agar ketersediaan pangan lokal bisa berkembang dan Indonesia tidak lagi bergantung dengan pangan impor.

“Intinya kami berkomitmen untuk Indonesia ke depan bisa feed the world, bagaimana pangan-pangan kita produksi termasuk pangan lokal untuk memasok dunia, bukan berfikir untuk impor-impor lagi”, tuturnya.

Suwandi menambahkan, terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian, pihaknya telah bekerja sama dengan BNI dan Bank BUMN lainnya. Ia mencatat penyerapan KUR Pertanian tahun 2020 mencapai Rp55 triliun, sedangkan untuk tahun ini hingga bulan Agustus sudah mencapai Rp47 triliun dan Rp12 triliun untuk tanaman padi.

(Asad Syamsul Abidin/Hilmi)

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi