Ilustrasi Seorang Sufi

Jakarta, Aktual.com – Kekasih-kekasih Allah SWT adalah mereka yang senantiasa menjalankan laku hidup yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, mereka tidak takut dan bersedih atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya.

Banyak sekali kisah para kekasih Allah SWT yang memberikan pelajaran berharga kepada. Salah satunya adalah kisah dari Ma’ruf al-Karkhi. Beliau memiliki nama lengkap Ma’ruf bin Fairuz ada yang yang mengatakan Ma’ruf bin Fairazan, kunyahnya adalah Abu Mahfuz. Sementara al-Karkhi dinisbatkan pada wilayah Karkh, Baghdad.

Beliau lahir sekitar tahun 750-760 Masehi atau sekitar 130-140 H, namun beberapa ulama berbeda pendapat terkait dengan tahun kewafatannya, setidaknya ada tiga pendapat, ada yang berpendapat 200 H, 201 H, dan 204 H.

Beliau merupakan tokoh sufi yang memiliki kezuhudan, setiap orang yang berjumpa dengan dirinya selalu meminta doa serta meminta keberkahan dari dirinya.

Selain itu, beliau juga terkenal dengan amalan puasanya. Suatu ketika, al-Karkhi sedang mengalami sakit yang menyebabkan kewafatannya. Seseorang laki-laki yang telah mengenal al-Karkhi menjenguk dan menanyakan perihal puasa yang dijalankannya.

“Wahai Syekh, ceritakan padaku terkait puasa yang engkau jalani ini?” ucap laki-laki tersebut.

“Puasaku ini sebagaimana puasanya Nabi Isa As,” jawab al-Karkhi.

Tak puas dengan jawaban tersebut, laki-laki itu bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama, “            Wahai Syekh, ceritakan padaku terkiat puasa yang engkau jalani ini?”

“Puasaku ini sebagaimana puasanya Nabi Daud As,” jawabnya lagi.

Akan tetapi, laki-laki tersebut tetap bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama, “Wahai Syekh, Ceritakan padaku terkait puasa yang engkau jalani ini?”

“Puasaku ini sebagaimana puasanya nabi Muhammad Saw,” jawab Ma’ruf al-Karkhi.

Lelaki yang bertanya itu sepertinya belum puas dengan jawaban Syekh Ma’ruf al-Karkhi. Ia pun kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

“Wahai Syekh Ma’ruf al-Karkhi, katakan kepadaku tentang amalan puasa yang engkau jalani?” tanya laki-laki itu penasaran.

“Aku menjadikan sepanjang hariku berpuasa, namun jika ada orang yang mengajak atau mengundangku makan, maka aku akan makan tanpa mengatakan bahwa aku sedang berpuasa.” pungkas Syekh Ma’ruf al-Karkhi.

Setelah mendapat jawaban itu, lelaki yang bertanya tadi lantas berhenti bertanya.

Wallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra