Jakarta, Aktual.com –  Tanzilya Bisembeeva wanita berusia 122 tahun ini berasal dari desa kecil Islamgaza di Astrakhan (sekitar 1,400 km ke arah selatan Moskow) menjadi berita utama seluruh media Rusia.  Tanzilya sendiri lahir pada  tahun 1896 saat Rusia masih berwujud kekaisaran. 

Suami pertamanya meninggal di garda depan selama Perang Patriotik Raya. Putranya meninggal saat masih bayi. Ketika perang berakhir, ia berusia 49 tahun. Tak lama kemudian ia dilamar oleh dari seorang lansia dari Kazakh. Pasangan itu memiliki tiga putra, yang saat ini berusia 53, 54 dan 57. Dia melahirkan di rumah dan menurut kerabatnya, ia tak pernah ke dokter sampai berusia 100 tahun.

“Dalam kehidupannya, ibu telah melihat banyak hal. Ia hidup dari saat Rasputin masih hidup hingga era Putin. Dia bekerja keras sepanjang hidupnya, baik di ladang atau bakhcha (ladang semangka, melon, atau labu),” kata putranya Shintas Bisembeev.

Perbedaan usia antara Tanzilya dan anggota keluarga termudanya adalah 119 tahun. Dia sekarang memiliki 10 cucu, 24 cicit, dan dua cucu buyut. Ia tidak lagi bisa keluar rumah, tetapi di dalam rumah ia bergerak secara mandiri. Ia suka mengikuti peristiwa-peristiwa dunia dan hanya makan makanan alami. Di Astrakhan, menurut statistik resmi, ada 71 penduduk lainnya yang berusia lebih dari 100 tahun.

Tak hanya Tanzilya, sosok Appaz Iliev pria berusia 122 tahun ada di negara Rusia. Lahir pada tahun 1896, adalah Appaz Iliev, seorang penduduk Ingushetia. Desanya, Guli, terletak tinggi di pegunungan dan di sepanjang hidupnya Appaz hanya pernah turun sekali.

“Dia turun hanya untuk bertarung saat revolusi dengan Tentara Putih. Lalu ia maju ke garda depan selama Perang Patriotik Raya. Tapi, dari sana ia dideportasi ke Kazakhstan,” kata keponakannya, Akhmet.

Dalam kehidupannya yang panjang, Appaz tidak pernah merokok atau bahkan meminum alkohol. Dia makan sayur hanya dari kebunnya. Ia juga suka produk susu, daging, dan minuman dari mata air. Semua giginya juga asli.

Sang pendaki gunung memiliki delapan anak, 33 cucu, dan 34 cicit. Dia telah hidup lebih lama dari dua istrinya, dan telah melihat tiga anaknya dikubur. Lima tahun yang lalu ia masih menunggang kuda dan beternak, seperti yang sebelumnya selalu ia lakukan. Ketika Appaz ditanya tentang pelajaran hidup yang paling penting, ia menjawab, “Seseorang menjadi baik jika Anda melihat kebaikan dalam dirinya.”

Bahkan ada salah satu wanita lain yakni Nanu Shaova yang berusia 127 tahun lebih tua lima tahun dari Appaz dan Tanzilya. Sampai hari ini ia adalah wanita tertua di Rusia. Di paspornya, tanggal lahirnya tertulis sebagai “00-00-1890” karena pada abad ke-19 tidak ada akta kelahiran, dan ketika mengajukan paspornya, tidak ada yang bisa mengingat tanggal pastinya.

Presiden Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada penduduk asli Kabardino-Balkaria tersebut pada ulang tahunnya yang ke 125, dan pada Maret 2018 ia adalah orang Rusia tertua yang memilih dalam pemilu. “Setiap orang harus secara sadar dan bertanggung jawab berpartisipasi dalam pemilu ini dan jangan berpikir bahwa suara mereka tidak berarti apa-apa,” katanya sebelum memberikan suara.

Nanu memiliki lima anak, 14 cucu, dan 21 cicit. ia tinggal di desa Zaikovo sepanjang hidupnya dan bekerja di pertanian kolektif setempat. Suami pertamanya meninggal saat perang, dan ia mengubur suami keduanya pada 1982. Cucu-cucunya mengatakan bahwa Nanu menyukai permen, mentega, teh manis, dan minuman airan (minuman asam seperti yoghurt). Ia tidak makan apa-apa lagi setelah jam 6 sore. Ia masih mampu berjalan dan punya pendengaran. Hanya saja sesekali penglihatannya kabur.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid