Malang, Aktual.co — Tingginya harga beras yang disebabkan kelangkaan di pasaran membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang bersama dengan aparat kepolisian, hari ini (2/3), menggelar sidak dengan sasaran tempat distributor beras.
Sidak ini dilakukan pada 5 kecamatan Kota Malang, dengan menerjunkan puluhan aparat personil yang disebar. Dipimpin langsung, Kepala Disperindag, Tri Widyani, sidak menyasar beberapa gudang distributor beras yang ada di Kota Malang.
Di tengah kondisi beras yang langka di masyarakat, ternyata ditemukan sebanyak 50 ton beras yang di entri masuk pada Gudang UD Taruna Jaya, di kawasan, Mergosono.
Pegawai penjaga gudang mengatakan, stok beras baru datang 30 ton, sedangkan sisa penjualan kemarin masih ada 20 ton. Kepala Disperindag Tri Widyani yang melakukan sidak bertanya kepada penjaga gudang, akan pembukuan keluar masuk barang. Karyawan tersebut menunjukkan, pembukuan ada pada UD Taruna Jaya yang berada di jalan Laksmana Martadinata.
Sesampai di toko, ternyata Disperindag bersama dengan aparat kepolisian masih menemukan 10 ton beras yang ada dalam toko tersebut. Budianto, pemilik UD Taruna Jaya, mengaku, saat ini pengiriman beras saat ini lagi ramai, berbeda dengan kondisi tiga minggu lalu.
“Kalau 2-3 minggu lalu ya stok-nya kosong, kebanyakan beras berasal dari luar kota Malang yang kirim,” bantahnya saat ditemui dilokasi toko miliknya.
Hal serupa juga terjadi di UD Angger, Arjosari, gudang penyimpanan beras ini, sepintas mirip toko bangunan, karena papan nama yang tertera adalah merk salah satu semen. Ketika masuk ke dalam gudang, tampak terlihat ratusan sak beras dan juga bahan makanan lainnya yang berada disana.
Lilik Sugiarti, pemilik UD Angger, mengatakan pihaknya hanya menjual beras secara eceran dengan harga sesuai di pasaran. Ia mengaku tidak membatasi pembelian eceran bagi konsumen yang datang.
“Kita jual eceran dengan harga seperti dipasaran pembelian tidak kami batasi,” kata Lilik disela sidak Disperindag beberapa menit lalu.
Ia mengaku, mendapatkan stok beras langsung dari pabriknya dengan rata-rata pengiriman sebanyak 2 ton per-harinya. “Kalau akhir-akhir ini pengiriman terlambat, sudah dua minggu ini,” imbuhnya.
Kepala Disperindag Kota Malang, Tri Widyani, mengaku masih belum menemukan kejanggalan adanya upaya penimbunan beras, menurutnta, setiap pedagang mempunyai pangsa pasar tersendiri, dimana pengiriman antara satu dengan yang lainnya tidak sama jumlah stoknya.
“Pemasoknya lain dan tidak sama, ada pangsa pasar sendiri, kebanyakan mereka ambil dari petani langsung,” kata Tri Widyani.
Disperindag mengaku masih akan berkordinasi dengan kepolisian yang turut serta sidak hari ini. Apabila nanti ditemukan kejanggalan, maka proses selanjutnya akan diproses aparat berwenang.
“Kami hanya periksa administrasinya, kalau ranah hukum biar kepolisian,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















