Jakarta, Aktual.co — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan mencapai 2,10 persen. Namun sayangnya, harga beras menigkat 0,33 persen dari bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadiwibowo mengatakan selama ini kenaikan harga beras belum sepenuhnya dirasakan oleh petani. Pasalnya, petani menjual GKP mereka pada tengkulak dengan harga rendah, sedangkan para tengkulak tersebut menjualnya kembali dengan harga yang tinggi.
“Selama Februari 2015 harga tertinggi GKP di petani Rp8.200 per kg, dan ditingkat penggilingan Rp8.250 per kg. Sedangkan harga terendah yaitu sebesar Rp3.300 per kg dan Rp3.375 per kg,” ujar Sasmito di gedung BPS Jakarta, Senin (2/3).
Lebih lanjut dikatakan dia, penurunan harga GKP terbesar berada di Pulau Sumatera. Untuk Pulau Jawa, kata dia, masih mengalami kebaikan di beberapa daerah.
Menurutnya, harga GKP yang tidak merata di beberapa wilayah di Indonesia tersebut yang menyebabkan harga beras di Jakarta melonjak naik. “Karena kan masa panennya beda, di Sumatera sudah panen, di Jawa baru panen Maret-April ini.”
Dia juga mengatakan gabah yang masuk ke penggilingan penjualannya naik 0,33 persen. Setelah dari penggilingan tersebut, harga gabah juga mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen.
“Oleh pedagang eceran naik lagi 2,88 persen. Jadi ini yang terjadi pada situasi beras kita,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















