Jakarta, Aktual.co — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia baru-baru ini telah mengirim beberapa helm anti-peluru, yakni helm yang biasa digunakan oleh prajurit tempur, ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Baghdad.
Pengiriman helm tersebut diduga sebagai unjuk kepedulian dari Kemenlu RI terhadap staf KBRI Baghdad, yang menjalankan tugas di wilayah berisiko tinggi.
Demikian dinyatakan Besus Hidayat Amin, staf lokal KBRI Baghdad, kepada Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar, yang melaporkan langsung dari Baghdad, ibukota Irak, Senin (2/3).
Pengiriman helm anti-peluru itu diawali oleh kunjungan tim terpadu dari Kemenlu RI, sekitar November 2014, ke berbagai pos kedutaan yang dianggap berada di kawasan berbahaya. Seperti: Baghdad (Irak), Kabul (Afganistan), Damaskus (Suriah), Sana’a (Yaman), dan Tripoli (Libya).
“Dari penilaian mereka, tampaknya Baghdad dianggap sebagai daerah yang paling berbahaya,” tutur Besus.
Kunjungan tim terpadu waktu itu memang dilakukan tak lama setelah gerak maju kelompok ekstrim ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) berhasil menguasai wilayah yang cukup luas di Suriah dan Irak. Kondisi keamanan di Irak sempat sangat rawan waktu itu, sampai ada serangan penculikan terhadap pejabat dan Diplomat asing.
Saat ini semua helm anti-peluru yang dikirim oleh Kemenlu RI itu disimpan rapi di bagian perlengkapan, di gedung KBRI Baghdad. Untuk sementara, helm itu tampaknya tidak akan digunakan.
Hal ini mengingat kondisi kota Baghdad, meskipun sering terjadi ledakan bom, masih bisa diatasi oleh staf KBRI. Dubes RI untuk Irak, Safzen Noerdin, jika bepergian untuk urusan dinas pun selalu menggunakan mobil KBRI yang kaca dan body-nya dipesan khusus anti-peluru. (Laporan: Satrio Arismunandar)
Artikel ini ditulis oleh:

















