Ilustrasi Tambang Batu Bara (Istimewa)

Palembang, aktual.com – Ekspor batubara Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan hingga 100 persen pada Januari-Agustus 2021 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Margo Yuwono di Palembang mengatakan bahwa peningkatan performa ini dipengaruhi tingginya permintaan pasar global seiring dengan membaiknya perekonomian dunia, pada Senin (4/10).

Pada Agustus 2021, nilai FOB ekspor batubara mencapai 170,38 juta dolar AS atau tumbuh 29,47 persen dibandingkan Juli 2021 yakni 131,60 juta dolar AS.

Sepanjang Januari-Agustus 2020, ekspor batubara membukukan nilai FOB sebear 415,07 juta dolar AS, sementara pada periode yang sama tahun ini mencapai 852,97 juta dolar AS.

“Terjadi pertumbuhan mencapai 105,50 persen,” kata dia.

Performa positif pada perdagangan luar negeri batubara itu ternyata tidak diikuti oleh sektor andalan lainnya yakni bubur kayu (pulp). Ekspor ini justru mengalami penurunan pada Agustus 2021 yakni 36,07 persen atau hanya mencatat nilai FOB mencapai 84,96 juta dolar AS. Padahal pada bulan sebelumnya mencapai 121,03 juta dolar AS.

Namun, jika diamati capaian dari Januari-Agustus 2021 maka ekspor bubur kertas Sumsel yang mencapai 765,95 juta dolar ini relatif menyamai capaian pada periode yang sama tahun lalu, yakni 674,04 juta dolar AS.

Hingga kini, Sumsel bisa dikatakan masih bertumpu pada ekspor utamanya yakni karet dan bahan karet yang memberikan kontribusi hingga 34,92 persen untuk ekspor nonmigas sepanjang Januari-Agustus 2021.

Karet tetap menjadi primadona walau pada Agustus 2021 terjadi penurunan 5,92 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 133,42 juta dolar pada Juli 2021 menjadi 125,52 juta dolar AS pada Agustus 2021.

Namun jika dibandingkan periode Januari-Agustus tahun lalu, pada 2021 ini mengalami peningkatan signifikan, dari 741,07 juta dolar AS menjadi 1.097,08 juta dolar AS atau tumbuh 48,04 persen.

“Dari 10 golongan barang ekspor nonmigas, tiga besar masih ditempati karet, batubara, dan pulp dengan kontribusi masing-masing mencapai 34 persen, 27 persen dan 24 persen,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain