Medan, Aktual.co — General Manager PLN Unit Induk Pembangunan II, Robert Aprianto meminta pihak kepolisian untuk mengungkap aktor intelektual pencurian besi tower distribusi listrik di PLTU Pangkalan Susu.
“PLN berharap agar pelaku pencurian dihukum seberat-beratnya, karena sudah merusak fasilitas objek vital nasional dan membuat pemadaman bergilir terpaksa harus dilakukan, karena defisit 160-200 MW dan mengusut tuntas apabila ada aktor intelektual dibelakang semua aksi pencurian dan pengerusakan ini,” ujar Robert kepada wartawan, Jumat (27/2).
Sebelumnya, Robert menuturkan, dua dari delapan pelaku pencurian besi tower (main bracing) yang merobohkan tower distribusi listrik PLTU Pangkalan Susu, Kamis (26/2) kemarin, telah berhasil ditangkap pihak kepolisian Langkat bekerjasama dengan aparat TNI.
“Menurut M. Nanda Satria warga Desa Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu, salah seorang pelaku pencurian, ada sebanyak delapan orang pelaku pencurian member tower,” sebut Robert.
Pengakuan Nanda, sambung Robert, besi tower yang dicuri itu dijual untuk digunakan sebagai jajan makanan dan diduga digunakan untuk membeli narkoba. Robert mengatakan, ulah mereka membuat Sumatera Utara menderita kegelapan karena terjadinya defisit sekitar 160-200 MW yang seharusnya dapat dipasokoleh PLTU Pangkalan Susu.
Senada, Humas PLN Wilayah, Mustafrizal mengatakan, belum menerima informasi terbaru terkait pemeriksaan para tersangka.
“PLN berharap tidak hanya berhenti sampai yang tertangkap dua ini saja, tetapi juga seluruh pelaku dan sampai kepada apakah ada indikasi aktor intelektualnya,” tandas Mustafrizal.
Mustafrizal menambahkan, pihaknya memohon kepada pihak kepolisian, agar para pelaku pencurian tiang listrik agar bisa ditembak ditempat.
“Ini masalah, sampai segitunya PLN kemarin merilis. Ini masalah nasional dan merugikan masyarakat. Iya, permintaan PLN seperti itu kepada Kapolda (tembak ditempat pelaku pencurian),” tukasnya.
Artikel ini ditulis oleh:














