Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo saat hadir dalam peluncuran aplikasi Propam Presisi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/4/2021). Aplikasi 'Propam Presisi' tersebut diciptakan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri sebagai sarana pengaduan oknum polisi maupun PNS di kesatuan Polri agar bisa melapor lebih cepat, mudah, transparan, akuntabel dan informatif. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III DPR RI Habib Aboebakar Al-Habsy menilai ada dua langkah yang bisa dilakukan meminimalisir tindakan indisipliner anggota Polisi.

“Pertama, dapat dilakukan pembinaan spiritualitas, misalkan saja melalui pengajian rutin atau ceramah rohani. Melalui cara ini diharapkan akan bisa meningkatkan integritas dan kinerja personel,” kata Habib Aboebakar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/10).

Langkah kedua menurut dia, mengoptimalkan mekanisme pengawasan internal sehingga dapat meningkatkan kepatuhan personel terhadap prosedur dan aturan internal.

Dia menilai, melalui pengawasan internal, diharapkan akan bisa meningkatkan kedisiplinan anggota sehingga diyakini membuat kinerja Polri semakin baik.

“Kepatuhan terhadap prosedur dan kedisiplinan yang tinggi diyakini akan membuat kinerja Polri akan semakin lebih baik lagi,” ujarnya.

Sekjen PKS itu juga mendukung sikap tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengingatkan bawahannya untuk bertugas sesuai aturan.

Menurut dia, sikap Kapolri tersebut dibutuhkan ketika banyak oknum anggota Polisi yang bertindak negatif sehingga diperlukan kepemimpinan yang kuat agar meningkatkan kedisiplinan personel.

“Kami mendukung sikap tegas Kapolri dan memang itu yang dibutuhkan saat ini. Ketika banyak dinamika oknum Anggota yang negatif, memang diperlukan kepemimpinan yang kuat agar meningkatkan kedisiplinan personel,” katanya.

Dia menilai, dengan pesan yang kuat dari Kapolri tersebut, setiap unit kerja dalam Polri diharapkan akan lebih mampu mengelola personelnya dengan baik sehingga akan dapat dihindarkan berbagai peluang tindakan indisipliner.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta pimpinan tinggi maupun menengah Polri dapat jadi teladan bagi semua pihak, mengayomi dan melayani masyarakat dan anggotanya.

“Jadilah pemimpin yang melayani. Pemimpin yang bisa melayani dan menempatkan anggota dan masyarakat sebagai prioritas. Jangan hanya memerintah tapi tidak tahu kesulitan. Ini menjadi masalah,” kata Sigit dalam sambutan penutupan pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61 dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, di Lembang, Jawa Barat, Rabu (27/10).

Menurut Sigit, pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi semua pihak. Sebagaimana, semangat dari lahirnya konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).

Sigit menyatakan, konsep Presisi akan bisa dirasakan oleh masyarakat dan internal kepolisian, apabila benar-benar diimplementasikan dengan baik. Dengan melaksanakan gagasan itu, maka Polri akan menjadi institusi yang semakin diharapkan oleh masyarakat Indonesia.

Dalam arahannya, Sigit pun mengutip peribahasa, ‘Ikan Busuk Mulai dari Kepala’, dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

“Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga,” kata Sigit.

Sigit mengatakan pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena pemimpin tidak mungkin diikuti kalau pimpinan tidak memulai yang baik, pimpinan tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid