Pesawat Garuda Indonesia B737-800NG dengan Livery Vaksinasi Covid 19 sedang mengudara (dok. Garuda Indonesia)

Jakarta, Aktual.com – Efek dari kondisi Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hari ini, Selasa (9/11) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas masa depan maskapai Garuda Indonesia.

Rapat akan dilangsungkan secara terbuka pukul 13.30 WIB di Gedung Parlemen, Senayan. Salah satu agenda rapat yaitu akan membahas perkembangan terbaru mengenai proses restrukturisasi.

Restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebut salah satu penyebab utama krisis Garuda adalah kesepakatan dengan lessor.

Lessor adalah perusahaan yang menyediakan jasa leasing atau menyewakan barang dalam bentuk guna usaha. Singkatnya, lessor adalah pihak yang menyewakan atau menyediakan jasa leasing.

Diberitakan maskapai penerbangan Garuda, sedang melakukan negosiasi ulang dengan 31 lessor-nya untuk mengurangi beban operasional dan utangnya. Terakhir, utang maskapai pelat merah itu menembus US$ 7 miliar atau setara dengan Rp 100,6 triliun. Utang tersebut terdiri atas beban pembayaran sewa pesawat terhadap  lessor.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah