Ilustrasi Pabrik Timah (ANTARA)

Jakarta, Aktual.com – Koordinator Pokja Rencana Induk Komoditas Minerba GSKM (Grand Strategi Komoditas Mineral dan Batu Bara), Dedi Supriyanto mengatakan cadangan timah di Indonesia hanya bertahan selama 26 tahun dari sekarang pada webinar yang diselenggarakan GSKM hari Selasa (9/11).

Dedi menyampaikan melihat kondisi cadangan timah ini, perlu adanya standarisasi dan penegakan kewajiban pelaporan sumber daya dan cadangan timah beserta mineral ikutannya.

Selain pelaporan kondisi cadangan timah, usaha memperpanjang usia timah pun dilakukan. Dedi menjabarkan kerja sama PT Timah dengan BLTU Tekmira – KESDM telah menciptakan teknologi untuk memperpanjang usia timah.

“Kerja sama ini menciptakan inovasi teknologi mengolah bijih timah primer dengan proses klorinasi basah. Teknologi tersebut telah di scale-up oleh Litbang PT Timah menjadi skala pabrik dengan kapasitas 400 ton bijih timah primer.” kata Dedi.

Adanya teknologi ini, potensi timah primer milik PT Timah Tbk mencapai 500.000 ton dan kemungkinan bisa memperpanjang usia produksi PT Timah Tbk untuk memproduksi cadangan timah primer.

“Berkat teknologi ini, dalam satu tahun bisa diperkirakan memproduksi sebanyak 40.000 ton timah dan umur PT Timah Tbk akan bertambah menjadi 12 tahun.” ujar Dedi.

(Shavna Dewati Setiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Aktual Academy