Maulana Syarif Sidi Syaikh Dr. Yusri Rusydi Sayid Jabr Al Hasani saat menggelar Ta’lim, Dzikir dan Ihya Nisfu Sya’ban (menghidupkan Nisfu Say’ban) di Ma’had ar Raudhatu Ihsan wa Zawiyah Qadiriyah Syadziliyah Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation Jl. Tebet Barat VIII No. 50 Jakarta Selatan, Jumat (19/4/2019). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Berdoa atau meminta doa kepada orang yang lebih shalih di antara kita sangatlah dianjurkan. Karena, doa-doa yang dipanjatkan oleh mereka terkadang lebih diijabahi oleh Allah Swt ketimbang doa yang sering kita lantunkan kepada Allah sebab masih banyaknya dosa-dosa yang melekat di dalam hati dan jiwa kita.

Syekh Yusri Rusydi Sayyid Jabr al-Hasani memberikan penjelasan bahwa sunnah para sahabat adalah membawa anak-anak mereka kepada baginda Nabi SAW agar mendapatkan keberkahan do’anya. Hal ini adalah sebagaimana Imam Bukhari RA meriwayatkan bahwa :

كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يُؤْتَى بِالصِّبْيَانِ فَيَدْعُو لَهُمْ

“Anak-anak telah didatangankan kepada Baginda Nabi SAW, kemudian beliau mendo’akan mereka,” (HR. Bukhari).

Begitulah tarbiyah para Sahabat RA kepada anak-anak mereka, yaitu membawanya kepada baginda Nabi SAW, untuk mendapatkan keberkahan do’anya. Sehingga mereka mendapatkan keberkahan hingga akhir hayatnya, dan juga memberikan keberkahan kepada orang lain.

Sebagaimana telah diriwayatkan Imam Bukhari, bahwa Abdullah bin Umar RA dan Abdullah bin Zubair bertemu dengan Abdullah bin Hisyam yaitu seorang sahabat yang telah dido’akan keberkahan oleh baginda Nabi SAW yang sedang menuju ke pasar dengan cucunya. Lalu mereka pun berkata kepadanya:

أَشْرِكْنَا فَإِنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَدْ دَعَا لَكَ بِالْبَرَكَةِ

“Ikut sertakanlah kami wahai Abdullah, karena sesungguhnya baginda Nabi SAW telah mendo’akan keberkahan untukmu,” (HR. Bukhari).

Mereka yakin bahwa do’a baginda selalu memberkatinya meski baginda sudah tidak ada, keberkahan akan selalu bersamanya dalam segala hal, hingga mereka memutuskan untuk bergabung dalam usaha dagangnya. Ternyata Allah benar-benar mewujudkan keberkahan ini, yaitu Allah memberikan keuntungan yang sangat banyak dalam waktu yang singkat.

Dalam lanjutan hadits ini sang perawai berkata:

فَرُبَّمَا أَصَابَ الرَّاحِلَةَ كَمَا هِىَ فَيَبْعَثُ بِهَا إِلَى الْمَنْزِلِ

“Perkiraan Abdullah bin Hisyam mendapatkan keuntungan berupa seekor onta dengan semua bawaan di atasnya, kemudian ia kirimkan ke rumahnya,” (HR. Bukhari).

Hingga keuntungannya pun dibagi diantara mereka bertiga. Kedua sahabat itupun mendapatkan keberkahan dari orang yang didoakan keberkahan oleh baginda Nabi SAW.

“Bahwa keberkahan atas do’a baginda Nabi ini tidaklah akan pernah berakhir, meski baginda sudah meninggal, sebagaimana kisahnya sayyiduna Anas bin Malik RA yang didoakan keberkahan pada umur, rizki dan keturunannya. Maka Allah mengabulkan do’a Nabi Nya untuk Anas, Allah memberikan umur yang panjang dan berkah, sebagaimana Allah menjadikan kebun Anas yang berisikan pohon kurma di Kufah berbuah dua kali, sedangkan yang lain hanyalah satu kali dalam setahun,” ucap Syekh Yusri.

Allah Ta’ala juga memberikan keturunan yang sangat banyak kepadanya, hingga diriwayatkan bahwa Anas mengadakan solat Jum’at dan solat Ied di masjid yang hanya dipenuhi oleh keturunannya oleh karena banyaknya mereka.

Adapun setelah baginda SAW wafat, maka kita membawa anak-anak kepada para keturunan baginda Nabi, ulama serta orang shalih, karena mereka adalah pewarits para Nabi SAW, mereka adalah tempat Allah memandang di muka bumi ini.

Waallahu A’lam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain