Jember, Aktual.com – Akibat luapan Sungai Tanggul, Dampak naiknya debit air sungai tanggul meningkat sebabkan jembatan terbuat dari bambu di Dusun kedunglangkap, Desa Kraton, kecamatan Kencong, Kamis,(11/11) dini hari putus.
Piscal yang masih terlihat dan bertahan di titik 3,40 meter di tersebut yang membawa Material sampah diduga menjadi pemicu putusnya jembatan panjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter yang terbuat dari kayu dan bambu tersebut.
Akibat peristiwa alam tersebut, pemilik jembatan berbayar 1-2 ribu rupiah milik Marno itupun diperkirakan menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah.
“Milik haji Marno mas, ini barusan sekitar pukul 1.00 an putus akibat banyaknya sampah yang saya duga ini tersangkut di penyangga jembatan,” terang warga bernama Samsuri.
Selain dampak meningkat sungai kali tanggul membuat jembatan terbuat dari kayu dan bambu putus Dikecamatan kencong, dampak yang lain juga terjadi pada Rabu,(10/11) sore kemarin, ratusan rumah di dusun pondok Rampal, Desa Pondok Joyo, Kecamatan Semboro juga tergenang air hingga hampir 2 meter.
Akibatnya 120 KK dan ternak harus di ungsikan ketempat yang lebih tinggi.dampak dari luberan sungai tanggul tersebut memang sering terjadi dan berdampak kepada rumah warga, karena bantaran tangkis sungai alam yang melintas dari kecamatan tanggul hingga kencong berjarak 30 KM tersebut memang diatas rumah warga yang berjarak kurang lebih 70-100 meter dari bibir sungai.
Sementara itu, Umar Basar kepala Sumber daya Air Wilayah kencong, menurut pantauan yang ia lakukan bersama tim mendapatkan informasi jika jembatan terbuat dari bambu putus.
“Benar sekali, Jembatan akses dua dusun yaitu kedunglangkap dan kraton Kamis dini hari putus, karena semalam terlihat ada puluhan sampah bambu mengarah keselatan dan itu dipastikan yang menjadi penyebab putusnya jembatan terbuat dari kayu dan bambu tersebut,” katanya.
Sementara, hingga pagi ini kondisi gerimis masih terjadi dibeberapa kecamatan, seperti kencong, Semboro dan beberapa desa dikecamatan tanggul.
(Aminudin Aziz)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi