Jakarta, Aktual.com – Jodoh merupakan topik yang tak habis diperbincangkan. Cendikiawan muslim Profesor HM Quraish Shihab mengibaratkan orang yang sedang mencari jodoh seperti orang yang sedang mencari jalan keluar dalam ruangan labirin.

“Jika yang dicari tak kunjung ketemu, maka mau tak mau individu itu harus mencari ke bagian lain sampai yang ia tuju ketemu, ungkap Quraish Shihab dalam dalam YouTube Najwa Shihab dilihat NU Online pada Senin (22/11) lalu.

Dalam perbincangan seru bersama anaknya itu, Quraish mengingatkan para ‘jomblo’ kalau jodoh tetap harus dijemput dengan ikhtiar lantaran keberadaannya sudah Allah siapkan.

Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an itu mengungkapkan jika masih didapati kesulitan dalam menemukannya, ada tiga hal yang perlu dipersiapkan untuk menjemput jodoh.

“Pertama, penampilan yang menarik dan berwibawa. Tidak hanya sebatas wajah, karena ada yang menarik, tapi tidak berwibawa. Ada (juga) yang biasa saja, tapi menarik karena ia bersahaja, egaliter, dan murah senyum,” terangnya.

Kedua, lanjut dia, memiliki keilmuan yang mapan. Menurut Prof Quraish, ini sebuah keniscayaan dan tak bisa ditawar. Ilmu harus tetap mengalir dan otak harus terus diisi untuk bisa sampai ke hati.

“Itu sudah Allah tuangkan dalam firman-Nya. Ada banyak orang diangkat derajatnya karena ilmunya tinggi. Dalam konteks ini, ilmu adalah salah satu penarik (jodoh) itu,” imbuhnya.

Terakhir, ekonomi yang mapan. Prof Quraish menjelaskan bahwa selain kesiapan lahir dan batin, faktor ekonomi juga harus benar-benar disadari dan diperhatikan dengan betul. Karena tidak sedikit perceraian yang akar masalahnya timbul dari faktor tersebut.

Menurutnya, jodoh dapat diketahui sudah dekat jika hati bergetar. Misalnya, jika melihat seorang perempuan atau laki-laki, akal dan hati sama-sama bekerja. Tetapi, kadang kala akal mempunyai pertimbangan berbeda dengan hati. Karenanya, lanjut Prof Quraish, jika sudah menemukan pilihan yang sesuai dengan hati tidak perlu lagi menanyakan itu kepada akal.

“Tanyalah kepada hati Anda. Jika hati bergerak, ketika itu carikan pembenaran untuk akal Anda. Apalagi pernikahan diharapkan ada sakinah, mawaddah, dan rahmah yang semua itu berkaitan dengan hati,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nurman Abdul Rahman