Medan, Aktual.co — Terkait dugaan tindak kekerasan yang dialami 4 bocah di Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara, Pimpinan Panti Asuhan Hidayatullah yang berada di Kelurahan Kalangan, Kecamatan Pandan, Firman membantah pihaknya melakukan kekerasan terhadap anak.
“Kalau menerima kekerasan fisik itu ndak ada, kalau ada sanksi-sanksi seperti itu kan, ya sanksi-sanksi usai sholat, seperti pesantren lah kita kasih berdiri. Kalau dipukul ya paling cubit aja, dicubit sayang,” ujar Firman ditemui wartawan, Rabu (25/2).
Disinggung pengakuan ke 4 bocah menyebut diberi makan kotoran jika tidak melaksanakan Sholat, Firman juga berkelit. Menurutnya tidak benar pembina atau yang kerap disebut ‘Kakek’ itu tidak benar melakukan hal tersebut.
“Owh itu ndak, itu cuma kita ancam aja, kau sholat ndak, gitu aja,” kata dia.
Soal pemukulan yang dituduhkan, Firman lagi-lagi membantahnya. Menurutnya, pukulan yang diberikan hanya sebatas pukulan layaknya orang tua kepada anak.
“Kalau pemukulan bukan pemukulan yang ngecap gitu ya, seperti orang tua mukul anak, aduh gimana sih nak, susah kali. Nanti saya kasih makan ternak lho kamu, ya gitu-gitu aja,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, 4 bocah asuh di salah satu panti Asuhan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumut masing-masing berinisial BTB (11 tahun), FAE (10 tahun), SP (11 tahun), dan HA (9 tahun) mengaku kerap mendapat tindak kekerasan dari pembinanya.
Selain mendapat kekerasan, ke empat bocah itu juga kerap dipaksa makan kotoran kambing dan kotoran cicak. Itu dilakukan, jika mereka tidak mau melaksanakan sholat.
Terungkapnya kasus dugaan kekerasan itu, setelah guru dimana ke empat bocah itu curiga, pasalnya saat ke sekolah, anak-anak itu kerap didapati mengalami luka. Selain itu juga tidak pernah mengerjakan PR dan mengantuk saat pelajaran berlangsung
Artikel ini ditulis oleh:

















