Jakarta, Aktual.co — Ketika kelompok ekstrem ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) masuk dan menguasai kota Mosul, Irak Utara, pada awal gerak maju mereka di wilayah Irak, ada pasangan suami-istri Irak-Indonesia yang merasa terteror oleh kesadisan perilaku anggota ISIS. Pasangan itu akhirnya pulang mencari aman ke Indonesia, meski saat itu sang istri sedang hamil 8 bulan .
Demikian diungkapkan beberapa diplomat Indonesia di Kedutaan Besar RI di Baghdad kepada Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar. Satrio melaporkan langsung dari Baghdad, ibukota Irak, Kamis (26/2).
Pasangan itu terdiri dari sang suami, seorang dosen Irak yang meraih doktor dari sebuah universitas negeri di Indonesia, dan istrinya yang warga negara Indonesia, yang juga berprofesi dosen. Sang istri mengikuti suaminya yang warga Irak untuk tinggal di Mosul. Saat itulah kelompok ISIS masuk ke Mosul, yang mayoritas warganya Muslim Sunni.
Ketika KBRI Baghdad menawarkan untuk mengungsikan mereka, pasangan itu malah menolak karena merasa kehadiran ISIS tidak menjadi masalah. “Awalnya, sang suami bilang pada staf KBRI, dia malah senang karena sejak ada ISIS maka harga-harga di pasar jadi murah!” ujar seorang diplomat.
Tetapi setelah beberapa hari, pasangan suami-istri itu mulai melihat keganjilan perilaku anggota ISIS. Seorang ulama dan tokoh Sufi di Mosul yang tidak bersalah apa-apa dipenggal kepalanya oleh anggota ISIS. Pasangan suami-istri Irak-WNI ini pun ketakutan dan merasa terteror. “Sesudah itu mereka baru kabur menyelamatkan diri, dan pulang ke Indonesia. Padahal waktu itu istrinya yang warga Indonesia sedang hamil 8 bulan,” tutur staf KBRI.
Artikel ini ditulis oleh:















