Warga menanam mangrove di Desa Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. (Antara/HO/BRGM)

Jakarta, Aktual.com – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh setia tanggal 28 November dengan menggencarkan pananaman mangrove di seluruh tanah air sebagai upaya rehabilitasi lahan mangrove.

Kepala Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua BRGM Agung Rusdiyatmoko mengatakan program penanaman mangrove BRGM sifatnya tidak hanya projek, tapi keberlanjutan dan keterlibatan masyarakat merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan rehabilitasi mangrove.

“Peran masyarakat ini sangat penting dalam menjaga mangrove. Jadi keberhasilan rehabilitasi mangrove itu tidak serta merta menyoal pemulihan ekologi saja, tapi juga mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat secara ekonomi,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu

Dikatakannya, tujuan HMPI sejalan dengan upaya Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam menanam pohon mangrove seluas 600 ribu hektare hingga tahun 2024.

Pada 2021, tambahnya, BRGM gencar merehabilitasi 34.000 hektare mangrove di sembilan provinsi seperti Sumatera Utara, Bangka Belitung, Kepulauan Riau , Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Salah satu lokasi penanaman mangrove yakni di Desa Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut melibatkan warga dengan menanam mangrove jenis Rhizopora sp, di 11 titik yang sudah ditentukan, terutama di wilayah mangrove yang rusak.

“Banyak lokasi yang sudah selesai melakukan penanaman mangrove. Hari ini, niat juang kita diperkuat dan ditingkatkan untuk penuhi target rehabilitasi mangrove yang telah kita laporkan ke Presiden,” ujar Agung.

Rehabilitasi mangrove merupakan komitmen Indonesia untuk penuhi Paris Agreement, keterlibatan Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dunia yang mana 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Desa Batu, Ampar, Hermansyah menambahkan warga sangat tertarik dan berminat terlibat dalam dalam penanaman mangrove.

“Walaupun yang didaftarkan 60 orang saja dalam penanaman, tapi yang terlibat itu bisa lebih dari 200 orang, karena masyarakat di luar kelompok ikut juga membantu mempersiapkan bahan-bahan untuk penanaman tanaman seperti bibit, ajir atau pancang,” katanya.

Untuk penanaman lahan seluas 35 hektare membutuhkan 35 ribu bibit mangrove yang dibeli langsung dari warga sekitar, lanjutnya, oleh karena itu, program ini selain menjaga lingkungan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah