Jakarta, aktual.com – Pakar dan Praktisi Pendidikan, Abdul Haris memberikan kritiknya terhadap kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim terkait konsep Pusat Keunggulan (Center of excellence/ CoE) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Ia mengatakan bahwa penetapan sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan program CoE masih bias kepentingan atau tanpa orientasi yang jelas.
“Penetapan sekolah yang ditunjuk melaksakan program pusat keunggulan masih bias kepentingan, Ini tentu karena orientasi sekolah sebagai pelaksana masih belum bergeser dari bantuan oriented,” ucapnya saat dihubungi, Rabu (1/12) pagi.
Selain itu, Haris menyampaikan bahwa program COE ini akan terasa baik jika seluruh prasyarat dan langkah-langkahnya juga sudah dilaksanakan dengan baik.
“Sebenarnya ini merupakan program bagus asal seluruh prasyaratnya atau step-stepnya dilaksanakan dengan baik. Ibarat membangun sebuah rumah, COE itu bagian lantai dua yang megah, dan fondasinya adalah revitalisasi yang dasar pelaksanaannya Inpres No 9 tahun 2016,” ucapnya.
Selanjutnya, ia mengatakan boleh saja Menteri Nadiem melakukan interpretasi terhadap Inpres akan tetapi sebaiknya jangan sampai berlawanan terhadap Inpres tersebut. Menteri Nadiem, ungkapnya, harus memahami bahwa kebijakan Pusat Keunggulan SMK ini tidak boleh melanggar prinsip-prinsip pendidikan yang luhur dan berkesesuaian dengan kebutuhan industri.
“Maka ketika lantai megah itu sudah terlihat bagus, sementara fondasinya ringkih, tentu akan menjadi persoalan serius. Boleh saja melakukan interpretasi terhadap inpres, tapi interpretasi tersebut jangan sampai menantang prinsip pokok yang terdapat dalam induknya (dalam hal ini Inpres tersebut),” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain